.
Demi malam yang menelan lelap
Dijaga_i hawa-hawa dari terjaga
Dengan selimut sutera hati pembidai jiwa
Di derap dzikir yang senyap lenyap
Dan terbacalah kudus dari atas kata
Dawai-dawai pun kembalikan nada-nada
Demi maha ada, bentuk yang hilang hanyalah terang
Maka katakanlah...
Tiadalah kata mencuri makna, melainkn tutur sapa mmbuka jiwa
Tiadalah mata mencuri pandang, melainkan cahya menyata ada
Tiadalah tapa mencuri gerak, melainkan nyawa menyapa mesra
Tiadalah ada yang memang tiada, melainkan wujud memberita
Sungguh bahasa di sebalik bicara
Suci ta' tercuri ruh yang menyemu
Surat yang tersirat menghayat kosong ayat
Senandung hilang ta' lagi membayang
Sesungguhnya AKU menyapakan Qalam,
Katakanlah tanpa aku..
Yaa ismul 'azham...
Membelah tinggi malam pada tengah-tengahnya
Di antara sayap-sayap indah RajaWali
Ketika mimpi ta' lagi bunga bunga jalang
Hanyalah jaga bersemayam di diam raga
Ilmu dan akal mewukuf tanpa riang rindu temu..
Yaa Qadiim...
Melabuh daku dipusara nyawa
Dedaunan kata meluruh dari tangkai hati
KU persembahkan bunga pd malam
Kembang sutera jiwa nan mengelupas
Tinggal AKU menyahdu raga....
Tanpa rayu-rayu semu perindu
KU menempati aku, hingga aku ta' ada semayam
Tiada kau yang mengaku-ngAKU
Katakanlah AKU meng_ada kamu
Sebagai sempurna maha ada di Raja
Yaa Jalaalu yaa Jamaal....
(barly al-Qalbu)
-- MEMBIRU QALBU --
-
Ada saja....
Diam namun ta' membisu kelu qalbu
Tiadalah lagi rayu-rayu tetapi rasa memesra
Katanya hilang asa, melainkan semakin mesra
... ahhhh... Lagi-lagi cinta di sebalik buta
.
Jangan tanyakan tentang birunya langit
Dari sujud terpaku ilmu yg memendar
Jika hendak nikmati indah senyumNYA
Awang-awang kan slalu menelan terawang
Meretakkan amor dan jadi semu lagi bayang
.
Duhai kata yang bertapa di jiwa
Menggunung bersalju dgn awan-awan ungu
Mengkristal ceritakan pelangi cahaya hati
Ta' seumpama jua AKU bercinta...
.
Kemari.. Sini.. KU lebih dekat bisik ini
Tertulis namamu semenjak kesucian diri
Katakanlah bahwasanya AKU kekasih sejati
emmmhh.. (-_-)
.
Biru itu indah tiada merah membara
Sedang selendangKU membalut tengahmu
Di antara pijak bumi dan junjung langit
Menari indah syahdu ta' harus menghakimi
AKU lebih cinta padamu...
(Barly al-Qalbu)
Ada saja....
Diam namun ta' membisu kelu qalbu
Tiadalah lagi rayu-rayu tetapi rasa memesra
Katanya hilang asa, melainkan semakin mesra
... ahhhh... Lagi-lagi cinta di sebalik buta
.
Jangan tanyakan tentang birunya langit
Dari sujud terpaku ilmu yg memendar
Jika hendak nikmati indah senyumNYA
Awang-awang kan slalu menelan terawang
Meretakkan amor dan jadi semu lagi bayang
.
Duhai kata yang bertapa di jiwa
Menggunung bersalju dgn awan-awan ungu
Mengkristal ceritakan pelangi cahaya hati
Ta' seumpama jua AKU bercinta...
.
Kemari.. Sini.. KU lebih dekat bisik ini
Tertulis namamu semenjak kesucian diri
Katakanlah bahwasanya AKU kekasih sejati
emmmhh.. (-_-)
.
Biru itu indah tiada merah membara
Sedang selendangKU membalut tengahmu
Di antara pijak bumi dan junjung langit
Menari indah syahdu ta' harus menghakimi
AKU lebih cinta padamu...
(Barly al-Qalbu)
"..SYAIR LEPAS.."
.
Dari atas kesyahduan nada-nada jiwa pencinta
Ruahlah berkas_an ilmu hingga hanya pada tapak kaki
Bukan penjejal sempitkan ruang-ruang Qalbu
Tapa para abdi penghuni langit-langitNYA
Hingga Satria Alam menggenggam tebusan atma
Pituahpun ta' lagi berkata tentang jalangnya
Puji Rajawali tanpa lapaz dzikir dgn sayap mengatup
Bulu-bulu ta' lagi ikuti angin pengembara
Dewa-dewa mati..... Hilang mantra sakti, ta' pemilik hati
Duhai kudus kau bukan MahaRaja walau penguasa langit
Yaa ilaahi... Yaa Allahku
ambilah 'aku', hingga tiada pinta jgn Kau tinggalkan 'aku'
Lagi lepas yang tiada 'aku' bertempat melainkanMU
Aku bukanlah air tempatku menggenang
Aku bukanlah kukus tempatku menghembus
Aku bukanlah cahya tempatku mendua ada
Dan 'aku' bukanlah tuhan tempatku me_ruh hidupkan
Biarlah syair lepas mengantar pada QalamMU
Sebenar 'aku' terbelah cahya di atas cahya...
Sesungguhnya ta' ada darah lagi yg berceceran sia-sia
KAMI membungkuskan nya (darah itu),
lagi melancarkan alirannya dalam aturan sebaik-baiknya
Hingga KAMI sempurnakan akhir hayatmu.
Maka ambilah hikmah-hikmah dari apa yg telah di datangkan cerita padamu,
tentang kesudahan dari orang-orang terdahulu yang darahnya tersia menetes.
Sungguh tiadalah tinggi ilmu mereka. Disisi KAMI hanyalah taqwa.
Lagi tiada membelit kata. Walau pandai cerita maha ada.
Sedangkan DIA amatlah berkasih dgn nyata. Sebenar lepas dari rimbunan asa.
Hingga ruh suci pun lantak tiada kata.
Hemmmhh... (-_-)
Hela_kan nafas yg tiada di pinta hembusnya
Hingga waktu yang tentukan jumlahnya
Hentaknya tiada di akal pikir juga meng_angannya
HayatNYA melebihi mesra kesejatian satu rasa
Huuwallaah jika di tafsirkan denagn kata-kata
Hingga tiada DIA pada bathin pun pada zahir
Hendaknyalah DIA meliputi segala ada...
Hayat yang lepas, selepas ringannya hembus nafas
yaa ruuhul kuduus... Lepas menuju 'arasy...
Bebas.. Syair yang Lepas...
(barly al-Qalbu)
Dari atas kesyahduan nada-nada jiwa pencinta
Ruahlah berkas_an ilmu hingga hanya pada tapak kaki
Bukan penjejal sempitkan ruang-ruang Qalbu
Tapa para abdi penghuni langit-langitNYA
Hingga Satria Alam menggenggam tebusan atma
Pituahpun ta' lagi berkata tentang jalangnya
Puji Rajawali tanpa lapaz dzikir dgn sayap mengatup
Bulu-bulu ta' lagi ikuti angin pengembara
Dewa-dewa mati..... Hilang mantra sakti, ta' pemilik hati
Duhai kudus kau bukan MahaRaja walau penguasa langit
Yaa ilaahi... Yaa Allahku
ambilah 'aku', hingga tiada pinta jgn Kau tinggalkan 'aku'
Lagi lepas yang tiada 'aku' bertempat melainkanMU
Aku bukanlah air tempatku menggenang
Aku bukanlah kukus tempatku menghembus
Aku bukanlah cahya tempatku mendua ada
Dan 'aku' bukanlah tuhan tempatku me_ruh hidupkan
Biarlah syair lepas mengantar pada QalamMU
Sebenar 'aku' terbelah cahya di atas cahya...
Sesungguhnya ta' ada darah lagi yg berceceran sia-sia
KAMI membungkuskan nya (darah itu),
lagi melancarkan alirannya dalam aturan sebaik-baiknya
Hingga KAMI sempurnakan akhir hayatmu.
Maka ambilah hikmah-hikmah dari apa yg telah di datangkan cerita padamu,
tentang kesudahan dari orang-orang terdahulu yang darahnya tersia menetes.
Sungguh tiadalah tinggi ilmu mereka. Disisi KAMI hanyalah taqwa.
Lagi tiada membelit kata. Walau pandai cerita maha ada.
Sedangkan DIA amatlah berkasih dgn nyata. Sebenar lepas dari rimbunan asa.
Hingga ruh suci pun lantak tiada kata.
Hemmmhh... (-_-)
Hela_kan nafas yg tiada di pinta hembusnya
Hingga waktu yang tentukan jumlahnya
Hentaknya tiada di akal pikir juga meng_angannya
HayatNYA melebihi mesra kesejatian satu rasa
Huuwallaah jika di tafsirkan denagn kata-kata
Hingga tiada DIA pada bathin pun pada zahir
Hendaknyalah DIA meliputi segala ada...
Hayat yang lepas, selepas ringannya hembus nafas
yaa ruuhul kuduus... Lepas menuju 'arasy...
Bebas.. Syair yang Lepas...
(barly al-Qalbu)
.. TA' BERTIANG ..
.
KAU bawa daku kemana yaa Robbiku
Disini seperti tiada tatap dan jelang
Hanya hamparan yang membentang
Dengan riuh hening menggenang
Satu lukisan tanpa warna dan tinta
Rindu ini benar-benar tercuri nyali
Yaa Allahku.. duhai maha kasih....
TamanMU ta' ku kenal seribu angan
JemariMU menganyamkan butir-butir asa
Hawa dalam dada ini terkapar gigil
Rasuk haqMU menitikkan jiwa...
Bahasa sepi di sebalik rimbunan indah bunga para pujangga
Di antara juntaian gemerlap mutiara-mutiara syair jiwa
Beranda Qalbu melapang ruang tinggalkan ilmu
Dentum nada-nada kembali ke penyedia yg sedia
Duhai detak yg kini masih tanpa retak
Bahasamu meng_awal dari pada daku berkata
Duhai nafas yg ta' kan bisa ku sendiri hembus
Berdiri engkau sendiri di atasku yg terbias
Duhai sang ada yg berahsia lagi menyata ta' perlu kata dan mata
Bathin hanyalah rentang gaung-gaung cahaya di atas cahaya
Desah tiada lagi kisah yang kan cipta pisah
Bisik dan pancaran laksana shirat al-hayat...
SunyiKU yang ramai tanpa rinai dan bidai-bidai
Sungguhku di atas mesra, syahdu indah pada suara
Salamku padamu rasulullah Isa ruuhul kudus
Sapa dari alam ta' bertiang lagi ta' di bayang
Masa demi masa tlah di datangkan berita ada
Dan kini... Yah kini, saat ini di semua diri
Ta' jua beda di lain rupa, tetaplah nyataNYA ada...
"Allaahumma sholli' alaa Muhammad."
(barly al-qalbu)
KAU bawa daku kemana yaa Robbiku
Disini seperti tiada tatap dan jelang
Hanya hamparan yang membentang
Dengan riuh hening menggenang
Satu lukisan tanpa warna dan tinta
Rindu ini benar-benar tercuri nyali
Yaa Allahku.. duhai maha kasih....
TamanMU ta' ku kenal seribu angan
JemariMU menganyamkan butir-butir asa
Hawa dalam dada ini terkapar gigil
Rasuk haqMU menitikkan jiwa...
Bahasa sepi di sebalik rimbunan indah bunga para pujangga
Di antara juntaian gemerlap mutiara-mutiara syair jiwa
Beranda Qalbu melapang ruang tinggalkan ilmu
Dentum nada-nada kembali ke penyedia yg sedia
Duhai detak yg kini masih tanpa retak
Bahasamu meng_awal dari pada daku berkata
Duhai nafas yg ta' kan bisa ku sendiri hembus
Berdiri engkau sendiri di atasku yg terbias
Duhai sang ada yg berahsia lagi menyata ta' perlu kata dan mata
Bathin hanyalah rentang gaung-gaung cahaya di atas cahaya
Desah tiada lagi kisah yang kan cipta pisah
Bisik dan pancaran laksana shirat al-hayat...
SunyiKU yang ramai tanpa rinai dan bidai-bidai
Sungguhku di atas mesra, syahdu indah pada suara
Salamku padamu rasulullah Isa ruuhul kudus
Sapa dari alam ta' bertiang lagi ta' di bayang
Masa demi masa tlah di datangkan berita ada
Dan kini... Yah kini, saat ini di semua diri
Ta' jua beda di lain rupa, tetaplah nyataNYA ada...
"Allaahumma sholli' alaa Muhammad."
(barly al-qalbu)
"BISIKAN SYAHDU"
.
Kami tenangkan qalbunya bagi mereka yang mengingat kebesaranNYA
yang telah nyata pada diri mereka sendiri.
Bahwa tiadalah sesuatu jua yang tidak di milikiNYA.
Sungguhlah Allah maha sempurna adaNYA, pasa setiap yg di adakan.
lagi mereka mengajak akan kebaikan-kebaikan.
KepadaNYA lah kembali segala tahu yang di anugerah titipkan.
Agar tiada ia berpaling dari kebaikan dariNYA.
.
.
Sekiranya kebenaran yg nyata pada qalbu hambaNYA,
niscahya tiadalah mereka berpaling-paling muka
sambil bertopeng. Sedangkan wajahNYA senantiasa melihat.
Maka merekapun malu lagi merendah bicaranya.
Kami anugerahi pandangan kepada mereka, dan kepadaNYA lah mereka memandang.
.
.
Tiadalah perkataan seseorang diantara kamu yg kan membuat orang lainnya
mengerti tentang segala sesuatu, melainkan lihatanNYA pd setiap oranglah
yg memberikan kejelasan makna & arti atas perasaan yg di hembuskanNYA pd bathin seseorang.
Menjadikn kamu tiada merasa melebihi kepintaran dari orang lain yg di anugerahi.
Begitulah Kami ajarkan pada orang-2 terdahulu yg Kami mulyakan & angkat derajatnya.
.
.
S_uguhan anggur hambar d tinggi malam
E_nyahkan rangkaian bait menganyam
N_uansa maha Kasih yang erat membungkam
Y_ang mana dan apa, tanya sirna karam
...Al_ ilmu tongkat yang berlumut mengiyam
P_adahal AKU di atas mereka yang geram
Dansa roman dalam sepinya seJiwa
Di telan cintaNya yang ta' di pinta jua
Derapan rindu menuju ujung waktuNya
Damailah ta' mesti harus membusung dada
.
.
Kalimat sepertinya malambaiku
Pada ujud maya dgn jiwa menyirna
Seribu tahun cahaya di bedah asa
Selaput kandung mnyutera tipis halus
Nama itu Nyata tiada lagi tuhan
Intan dlm telur memasir cemerlang
Menjadi aku para leluhur terdahulu
yah sama.. saat waktu malu
Ta' sanggup memaknai Kami
Jika kau getir, jgn paksa pikir
Jika kau getar, perlahan memahar
Jika kau aku, cintalah sepenuh qalbu
.
.
Angin mengikis peluh dan gerah
Perlahan sayu mata melukis lagi
Biru langit yang ta' berujud tapi mewujud
Seperti juga bunga rindu dalam qalbu
Putik yang mengundang mekaran
Masih menggores mewarnai jagat diri
Duhai Allahku.. Raja nya kasih
Kau slalu tintakan asa mengandung di jiwa
Belahlah dada ini dan ukirkan satu nama
Dari langitMU yang indah
Wujudkan Rahman Rahim NyataMU
.
.
Senyap.. Hening.. Ruang bathin ini menginstrumen
Nada-nada jiwa ta' menggetar dayu
Galaksi diriKu bergerak tanpa pinta
Sedang disini.. di luar lintasan langit
Serdadu senja menderap antarkan mentari
Aku tau sang surya ta' pernah pergi
Lautan ilmu terlalu encer lukiskanMU
Atau beku memberhalai para pecinta
Hanya kentalnya rerinduan yg kan meninta
Demi baladil amin aku mendesapi hati-hati
(barly al-qalbu)
Kami tenangkan qalbunya bagi mereka yang mengingat kebesaranNYA
yang telah nyata pada diri mereka sendiri.
Bahwa tiadalah sesuatu jua yang tidak di milikiNYA.
Sungguhlah Allah maha sempurna adaNYA, pasa setiap yg di adakan.
lagi mereka mengajak akan kebaikan-kebaikan.
KepadaNYA lah kembali segala tahu yang di anugerah titipkan.
Agar tiada ia berpaling dari kebaikan dariNYA.
.
.
Sekiranya kebenaran yg nyata pada qalbu hambaNYA,
niscahya tiadalah mereka berpaling-paling muka
sambil bertopeng. Sedangkan wajahNYA senantiasa melihat.
Maka merekapun malu lagi merendah bicaranya.
Kami anugerahi pandangan kepada mereka, dan kepadaNYA lah mereka memandang.
.
.
Tiadalah perkataan seseorang diantara kamu yg kan membuat orang lainnya
mengerti tentang segala sesuatu, melainkan lihatanNYA pd setiap oranglah
yg memberikan kejelasan makna & arti atas perasaan yg di hembuskanNYA pd bathin seseorang.
Menjadikn kamu tiada merasa melebihi kepintaran dari orang lain yg di anugerahi.
Begitulah Kami ajarkan pada orang-2 terdahulu yg Kami mulyakan & angkat derajatnya.
.
.
S_uguhan anggur hambar d tinggi malam
E_nyahkan rangkaian bait menganyam
N_uansa maha Kasih yang erat membungkam
Y_ang mana dan apa, tanya sirna karam
...Al_ ilmu tongkat yang berlumut mengiyam
P_adahal AKU di atas mereka yang geram
Dansa roman dalam sepinya seJiwa
Di telan cintaNya yang ta' di pinta jua
Derapan rindu menuju ujung waktuNya
Damailah ta' mesti harus membusung dada
.
.
Kalimat sepertinya malambaiku
Pada ujud maya dgn jiwa menyirna
Seribu tahun cahaya di bedah asa
Selaput kandung mnyutera tipis halus
Nama itu Nyata tiada lagi tuhan
Intan dlm telur memasir cemerlang
Menjadi aku para leluhur terdahulu
yah sama.. saat waktu malu
Ta' sanggup memaknai Kami
Jika kau getir, jgn paksa pikir
Jika kau getar, perlahan memahar
Jika kau aku, cintalah sepenuh qalbu
.
.
Angin mengikis peluh dan gerah
Perlahan sayu mata melukis lagi
Biru langit yang ta' berujud tapi mewujud
Seperti juga bunga rindu dalam qalbu
Putik yang mengundang mekaran
Masih menggores mewarnai jagat diri
Duhai Allahku.. Raja nya kasih
Kau slalu tintakan asa mengandung di jiwa
Belahlah dada ini dan ukirkan satu nama
Dari langitMU yang indah
Wujudkan Rahman Rahim NyataMU
.
.
Senyap.. Hening.. Ruang bathin ini menginstrumen
Nada-nada jiwa ta' menggetar dayu
Galaksi diriKu bergerak tanpa pinta
Sedang disini.. di luar lintasan langit
Serdadu senja menderap antarkan mentari
Aku tau sang surya ta' pernah pergi
Lautan ilmu terlalu encer lukiskanMU
Atau beku memberhalai para pecinta
Hanya kentalnya rerinduan yg kan meninta
Demi baladil amin aku mendesapi hati-hati
(barly al-qalbu)
.. SUTERA JIWA ..
Lama sudah ku ingin melukisi harimu.
Walau hanya sekedar sapa tanpa mesti bahasa hati.
Yahhh.. Tatapku ta' kuasa tegak,
di runtuhkan deras senyuman itu.
ehmmm.. Allahku..
KAU hembuskan lagi bunga-bunga yang tiada berkuntum.
Hari ini rautmu melantakkan daku ke kubangan rindu tanpa pintu..
.
Melangkah pun tertatih,
Melukiskan tentang kasih.
Seruling jiwa kumainkan,
Senandungkan nada mengiang.
Rindu membabat sukma,
Riuh sendu menjerat dada.
.
Sendu dalam merdu membisik qalbu,
Semayamkan rautmu menjentik daku.
Getar kian menggema mengguling asa,
Gempita kan terasa tanpa gemulai kau di sana.
.
Kembang hati ini tersimpul rapi dibalut suci
Kuning membening dibuhul canduNYA
KemilauNYA diparasmu di atas kau tau
Ku berahsia nyata mencintai KAU dan kau
Karamku merasuki cantik...
.
Sutera jiwaku membenang layang
Syahdu menyeru dalam terang
Membentang relung hingga menjulang
Melingkari qalbu wujudkan Esa Penyayang
Mutiaraku... Permataku..
Hembus cintaKU..
(barly al-qalbu)
Walau hanya sekedar sapa tanpa mesti bahasa hati.
Yahhh.. Tatapku ta' kuasa tegak,
di runtuhkan deras senyuman itu.
ehmmm.. Allahku..
KAU hembuskan lagi bunga-bunga yang tiada berkuntum.
Hari ini rautmu melantakkan daku ke kubangan rindu tanpa pintu..
.
Melangkah pun tertatih,
Melukiskan tentang kasih.
Seruling jiwa kumainkan,
Senandungkan nada mengiang.
Rindu membabat sukma,
Riuh sendu menjerat dada.
.
Sendu dalam merdu membisik qalbu,
Semayamkan rautmu menjentik daku.
Getar kian menggema mengguling asa,
Gempita kan terasa tanpa gemulai kau di sana.
.
Kembang hati ini tersimpul rapi dibalut suci
Kuning membening dibuhul canduNYA
KemilauNYA diparasmu di atas kau tau
Ku berahsia nyata mencintai KAU dan kau
Karamku merasuki cantik...
.
Sutera jiwaku membenang layang
Syahdu menyeru dalam terang
Membentang relung hingga menjulang
Melingkari qalbu wujudkan Esa Penyayang
Mutiaraku... Permataku..
Hembus cintaKU..
(barly al-qalbu)
.. WAKUNCAH..
Yaa Hayyuu yaa Qayyum..
Entahlah.. (-_-)
Apakah yg kan terangkai dalam hening jiwa
Bungakah.. Bias cahyakah.. Bisu cintakah..
Atau Gerhana pada satu lintang lurus
Ataukah jua bahasa rindu yang mencandu
"Tatap_pun hilang pada haq meNyata ada."
.
Allahku tumbuhkan selalu tunas-tunas
Daun-daun hati yang ta' bertulang
Hingga ulat-ulat pada diri menggerogoti
yah.. Ulat itu penempat aku-aku...
"Katakanlah Dia Maha Tinggi."
.
Semilir lembut jiwa pada bukit bersalju
Memayung ilmu tadahkan berita langit
Ta' lah meruncing tanding merunyam 'ada'
Jadikan kitab perisai angkuhan dada
"Sungguh, jangan kau ta' menatapKU."
.
Duhai hamba segenap jiwa pelaku cinta
Lagilah arif bawakan berita berikan bias cahya
Telah KU sempurna melaku nyatakan ada
Damai lagi tenang di cahyaKU yang terang
"jangan kau dustakan nikmat yg KUciptakan."
.
Demi nada yang ta' bersyair,
diantara qalam dan membisu...
Demi bayang yang telah hilang,
diantara kegelapan dan terang...
Dan demi AKU semua yang di ada,
diantara wahyu dan kata terindah..
"katakanlah, Allahku sebenar maha suci."
.
Sejenak yang berasa ribuan tahun cahaya
Memancar kilat melesat tanpa ujud
Bara dan sinaran yang kembalikan panas
Yaa rahmaan.. Yaa rahiim
Titik cinta lahirkan taman-taman syurga
"Beruntunglah hamba-hamba yang qalbu nya adalah adaKU."
.
Yaa 'alimul ghoibi wassyahaadati..
Sucikan slalu hati kami
Bukan segala tahu yg kan mendindingi
Menyala tanpa bara meng_api
Yaa salaam... Yaa salaam
(barly al-qalbu)
Entahlah.. (-_-)
Apakah yg kan terangkai dalam hening jiwa
Bungakah.. Bias cahyakah.. Bisu cintakah..
Atau Gerhana pada satu lintang lurus
Ataukah jua bahasa rindu yang mencandu
"Tatap_pun hilang pada haq meNyata ada."
.
Allahku tumbuhkan selalu tunas-tunas
Daun-daun hati yang ta' bertulang
Hingga ulat-ulat pada diri menggerogoti
yah.. Ulat itu penempat aku-aku...
"Katakanlah Dia Maha Tinggi."
.
Semilir lembut jiwa pada bukit bersalju
Memayung ilmu tadahkan berita langit
Ta' lah meruncing tanding merunyam 'ada'
Jadikan kitab perisai angkuhan dada
"Sungguh, jangan kau ta' menatapKU."
.
Duhai hamba segenap jiwa pelaku cinta
Lagilah arif bawakan berita berikan bias cahya
Telah KU sempurna melaku nyatakan ada
Damai lagi tenang di cahyaKU yang terang
"jangan kau dustakan nikmat yg KUciptakan."
.
Demi nada yang ta' bersyair,
diantara qalam dan membisu...
Demi bayang yang telah hilang,
diantara kegelapan dan terang...
Dan demi AKU semua yang di ada,
diantara wahyu dan kata terindah..
"katakanlah, Allahku sebenar maha suci."
.
Sejenak yang berasa ribuan tahun cahaya
Memancar kilat melesat tanpa ujud
Bara dan sinaran yang kembalikan panas
Yaa rahmaan.. Yaa rahiim
Titik cinta lahirkan taman-taman syurga
"Beruntunglah hamba-hamba yang qalbu nya adalah adaKU."
.
Yaa 'alimul ghoibi wassyahaadati..
Sucikan slalu hati kami
Bukan segala tahu yg kan mendindingi
Menyala tanpa bara meng_api
Yaa salaam... Yaa salaam
(barly al-qalbu)
.. PELANGI DI BULAN-KU ..
Di jauh malam pada sunyi,
Ku ramu wajah seiramakan jiwa
Nazar dan camar telah lelap di dahan gelap,
Keindahan di balik hening menyerta renung
Perlahan hembusNYA mengisi relung,
Rembulan tunjukan tiara dari yang Maha Agung..
.
Sejauh tatap kuterbangkan tuju galaksi
Hayal pupus gumampun ta' kuasa berlari
IndahNYA di atas bintang ke bintang
Langit itu ta' diam lagi merasa tinggi
Merotasi lagi rangkaikan purnama-purnama...
Aku-aku hening, asyik dibuaikan mimpi
cahyapun membalur di luar sadar
yah.. Saat itulah aku yang ta' ber_akuaku
TerNyatalah yang maha suci diatas rasa dan kata
Terdekat jiwa pada sang Cinta sejati
Seperti bulanKu kini terdekat
Rupa guratnya hilang di mesrai cahaya
Tinggal terang di pelupuk, lakulaku mengadab..
Mempelangi rembulanKU.
Di dimensi ini kutitipkan rindu yang membintang
Berbungkus sholawat teruntuk'mu' di tidur manis
Semburat jiwa di malam nan syahdu, hadirkan lipur
dewiku
Seperti dekat adu mata tanpa sekat
Mesrakan jiwa dalam diam
.
Yaa Allahku...
"Purnamakan slalu sekalian kami dengan cahya cintaMU...
Berkasih laksana rembulan yang ta' pandang ujud-ujud lagi
di temani bintang dan pelangi, namun tetap menyinari setiap ada."
Shallallaahu 'alaihi wassallam...
(barly al-qalbu)
Ku ramu wajah seiramakan jiwa
Nazar dan camar telah lelap di dahan gelap,
Keindahan di balik hening menyerta renung
Perlahan hembusNYA mengisi relung,
Rembulan tunjukan tiara dari yang Maha Agung..
.
Sejauh tatap kuterbangkan tuju galaksi
Hayal pupus gumampun ta' kuasa berlari
IndahNYA di atas bintang ke bintang
Langit itu ta' diam lagi merasa tinggi
Merotasi lagi rangkaikan purnama-purnama...
Aku-aku hening, asyik dibuaikan mimpi
cahyapun membalur di luar sadar
yah.. Saat itulah aku yang ta' ber_akuaku
TerNyatalah yang maha suci diatas rasa dan kata
Terdekat jiwa pada sang Cinta sejati
Seperti bulanKu kini terdekat
Rupa guratnya hilang di mesrai cahaya
Tinggal terang di pelupuk, lakulaku mengadab..
Mempelangi rembulanKU.
Di dimensi ini kutitipkan rindu yang membintang
Berbungkus sholawat teruntuk'mu' di tidur manis
Semburat jiwa di malam nan syahdu, hadirkan lipur
dewiku
Seperti dekat adu mata tanpa sekat
Mesrakan jiwa dalam diam
.
Yaa Allahku...
"Purnamakan slalu sekalian kami dengan cahya cintaMU...
Berkasih laksana rembulan yang ta' pandang ujud-ujud lagi
di temani bintang dan pelangi, namun tetap menyinari setiap ada."
Shallallaahu 'alaihi wassallam...
(barly al-qalbu)
Ruang yang Hilang
Bismillaah...
____
Kelu pun memanggil dalam kesemrautan kata
Rasa yang sadis halus nyaris tiada tergores ta' ingin berbaris
Semu_kan dzikir-dzikir terlahir yang mahir pada bibir
Irama jiwa meng_ada dengan nada-nada nyala
Sebegitu pekat dan kental yang memintal sutera pengenal
Hingga huruf membata untuk bicara ada_nya
Persinggahan Qadim yang biasa meraja_i pada tapa diri
Terang di atas para bias membulat gerhana...
Ahhhh... Memang gila pecinta cahaya
Tertawa yang ta' bertempat mengundang gurat
Juga lirih rayu-rayu gerimiskan taman syurga
Tautan itupun semaikan putik-putik jiwa
Hembus nafas pun ta' jua daya ada_kan
Hanya antar tujukan Haq.....
Duhai Engkau perlihatkan lagi selendang itu yaa Allahku,
lembutnya halus menirai mata dan membuta dalam terang.
Lagi pula Kau tarikan gemulai yang membuai dari atas rasa-rasa.
'Sungguh sang aku membelah tujuh mengisi langit-langit,
katakanlah.. engkau penyempurnaKU.'
Ssststss..
Jangan di paksa cukup periksa. Aksara diri menyimpun makna.
Diam itu emas.. Cukup kata laku indah dan cinta.
Ilmu hanya sampan, ta' lah kemenangan.
Maafkan.. Nyala yang habiskan pancaran..
Ada cahya di atas cahya
'pada ruang pembiasan
Ada cinta di atas cinta
'pada ruang pernyataan
Ada yang ada di atas ada
'pada ruang penciptaan
Ada AKU di atas aku
'pada ruang yang hilang.....
(barly al-Qalbu)
____
Kelu pun memanggil dalam kesemrautan kata
Rasa yang sadis halus nyaris tiada tergores ta' ingin berbaris
Semu_kan dzikir-dzikir terlahir yang mahir pada bibir
Irama jiwa meng_ada dengan nada-nada nyala
Sebegitu pekat dan kental yang memintal sutera pengenal
Hingga huruf membata untuk bicara ada_nya
Persinggahan Qadim yang biasa meraja_i pada tapa diri
Terang di atas para bias membulat gerhana...
Ahhhh... Memang gila pecinta cahaya
Tertawa yang ta' bertempat mengundang gurat
Juga lirih rayu-rayu gerimiskan taman syurga
Tautan itupun semaikan putik-putik jiwa
Hembus nafas pun ta' jua daya ada_kan
Hanya antar tujukan Haq.....
Duhai Engkau perlihatkan lagi selendang itu yaa Allahku,
lembutnya halus menirai mata dan membuta dalam terang.
Lagi pula Kau tarikan gemulai yang membuai dari atas rasa-rasa.
'Sungguh sang aku membelah tujuh mengisi langit-langit,
katakanlah.. engkau penyempurnaKU.'
Ssststss..
Jangan di paksa cukup periksa. Aksara diri menyimpun makna.
Diam itu emas.. Cukup kata laku indah dan cinta.
Ilmu hanya sampan, ta' lah kemenangan.
Maafkan.. Nyala yang habiskan pancaran..
Ada cahya di atas cahya
'pada ruang pembiasan
Ada cinta di atas cinta
'pada ruang pernyataan
Ada yang ada di atas ada
'pada ruang penciptaan
Ada AKU di atas aku
'pada ruang yang hilang.....
(barly al-Qalbu)
.. Bunga Ku ..
...
Memilah dan memetik bunga jiwa, yang indah lagi wangi.
Genggamlah ta' harus patahkan kelopak hati
Persembahkan setulus qalbu walau ta' pandai merayu
Sungguh DIA amatlah pengasih lagi penyayang.
Dan lagi pula hanya cinta membuat cahya itu benderang
......
Senyum jingga di kaki bukit
Terik perlahan hanya melirik manis
Rehatkan pijar pada jiwa-jiwa menjalar
Senja merasuk gempita memanggil bintang
...
Sang aku pada bukit terbelah
Menyibak bathin di tapa raga
Ilmu melenyap di palung qalbu
Terburai pada cahya di atas cahaya
..
Duhai alif terombang di ruang hampa
Terbaring.. mengecil.. dan.. menitik..
Ketika gelap rembulan bahasakan surya
aku bukan mentari...
melainkan nyala penuh cinta
...
Duhai Allahku.. penggenggam qalbu
Taman ini sunyi di penuhi rindu-rindu
Putik-putik menebar ikuti hembus bayu
Melantun senandung berirama sendu..
Pujaku habiskan kuntuman kata
Ku hilang dalam wangiNYA...
Semakin melayu kaku, semakinlah daku mencandu
Tapakpun tak berjejak pada mata terbelalak
Kesendirian kini di telan suci..
Merabun dupa diri mesrakan bidadari....
..
(barly al-Qalbu)
Memilah dan memetik bunga jiwa, yang indah lagi wangi.
Genggamlah ta' harus patahkan kelopak hati
Persembahkan setulus qalbu walau ta' pandai merayu
Sungguh DIA amatlah pengasih lagi penyayang.
Dan lagi pula hanya cinta membuat cahya itu benderang
......
Senyum jingga di kaki bukit
Terik perlahan hanya melirik manis
Rehatkan pijar pada jiwa-jiwa menjalar
Senja merasuk gempita memanggil bintang
...
Sang aku pada bukit terbelah
Menyibak bathin di tapa raga
Ilmu melenyap di palung qalbu
Terburai pada cahya di atas cahaya
..
Duhai alif terombang di ruang hampa
Terbaring.. mengecil.. dan.. menitik..
Ketika gelap rembulan bahasakan surya
aku bukan mentari...
melainkan nyala penuh cinta
...
Duhai Allahku.. penggenggam qalbu
Taman ini sunyi di penuhi rindu-rindu
Putik-putik menebar ikuti hembus bayu
Melantun senandung berirama sendu..
Pujaku habiskan kuntuman kata
Ku hilang dalam wangiNYA...
Semakin melayu kaku, semakinlah daku mencandu
Tapakpun tak berjejak pada mata terbelalak
Kesendirian kini di telan suci..
Merabun dupa diri mesrakan bidadari....
..
(barly al-Qalbu)
Langganan:
Postingan (Atom)