Aku adalah negeri pada peratapan suci
Dengan lembah-lembah di sepoi angin
Menyeka keringat gerah dengan elusan wajahNYA
Rupa dan rasa yang menjadi kemilau manik
Memeluk jiwa-jiwa yang mengembara
Dan memahat bara yang membatu menjadi rindu
Hingga kuncup ku pun adalah mekarnya maha ada
Seribu nyala dada di rajah agung kebesaran
Yaa Allahku....
Gaung bathin menyahdu pagi walau mentari msh sembunyi
Katakanlah... kesucian itu diatas kata-kata
"AKu melampaui rasa-rasa dan lautan ilmu"
Sedangkan mutiara yang memantul pada kata
Lagi mengkilaukan laku-laku atas para perindu
Kesaksian yang hidup tak sekedar bibir semu
Begitulah qalbu yang dirasuk kunci selamat.
Hawa kebodohan menyelimuti segenap diri
Pertanda pintarNYA menjawab atas kerinduan
Hilanglah bayang-bayang Jati mentahta hati
"AKu.... Hanyalah AKu..yang tak dicuri makna."
"Air itu hanya diam lagi sunyi dalam kata
Namun gemerincik cantik nyanyikanNYA
Tak berkhotbah dengan nafsu kepujian
Mengalir dengan kesujudan pada alam
Berikan ikhlas berkahNYA tanpa pamrih
Lagi mendidih, tak membara hanguskan
Walau ada amuk hanyalah dicandai angin
Di samuderaNYA nan luas bak kehidupan
Begitulah semestinya sang diri nan sunyi
Dari air ia tercipta, dan disempurnakanNYA."
"Katakanlah... siapa lagi yangkan kau tuhankan
Dengan kenikmatan laksana semesta yang luas
Hingga semua renang jiwapun tak akan habis
Dan tak jua jauh seperti alam pikir katakanNYA
Dan tak juga dekat seperti kata yang telanjang
Padahal ia dilahirkan kemudiannya dari kamu
Maka bacalah kitab yg hidup lagi menghidupkan
Sekiranya kitab yg di tuliskan pun menghayati."
(barly al-Qalbu)
Dengan lembah-lembah di sepoi angin
Menyeka keringat gerah dengan elusan wajahNYA
Rupa dan rasa yang menjadi kemilau manik
Memeluk jiwa-jiwa yang mengembara
Dan memahat bara yang membatu menjadi rindu
Hingga kuncup ku pun adalah mekarnya maha ada
Seribu nyala dada di rajah agung kebesaran
Yaa Allahku....
Gaung bathin menyahdu pagi walau mentari msh sembunyi
Katakanlah... kesucian itu diatas kata-kata
"AKu melampaui rasa-rasa dan lautan ilmu"
Sedangkan mutiara yang memantul pada kata
Lagi mengkilaukan laku-laku atas para perindu
Kesaksian yang hidup tak sekedar bibir semu
Begitulah qalbu yang dirasuk kunci selamat.
Hawa kebodohan menyelimuti segenap diri
Pertanda pintarNYA menjawab atas kerinduan
Hilanglah bayang-bayang Jati mentahta hati
"AKu.... Hanyalah AKu..yang tak dicuri makna."
"Air itu hanya diam lagi sunyi dalam kata
Namun gemerincik cantik nyanyikanNYA
Tak berkhotbah dengan nafsu kepujian
Mengalir dengan kesujudan pada alam
Berikan ikhlas berkahNYA tanpa pamrih
Lagi mendidih, tak membara hanguskan
Walau ada amuk hanyalah dicandai angin
Di samuderaNYA nan luas bak kehidupan
Begitulah semestinya sang diri nan sunyi
Dari air ia tercipta, dan disempurnakanNYA."
"Katakanlah... siapa lagi yangkan kau tuhankan
Dengan kenikmatan laksana semesta yang luas
Hingga semua renang jiwapun tak akan habis
Dan tak jua jauh seperti alam pikir katakanNYA
Dan tak juga dekat seperti kata yang telanjang
Padahal ia dilahirkan kemudiannya dari kamu
Maka bacalah kitab yg hidup lagi menghidupkan
Sekiranya kitab yg di tuliskan pun menghayati."
(barly al-Qalbu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan masukan komentar anda..
(^_^)