Laahawlawalaa quwwata illa billaahil 'aliyyil 'azhiim....
Berat merangkai untai-untai kata akan jiwa dimanja buai layaknya sang embrio dalam perut yang damai
Entahlah gerangan apa yang membuat seakan berlarian makna ta' tertangkap hamba
Nafas ini pun menarik dalam - dalam membangkitkan syaraf-syaraf kecil yang mungkin tertidur dan ta' peka lagi.
Sesekali waktu pejamkan bola mata jikalau ada yang menghembusi ruang ruang bathin, namun tetaplah membuta pula mata hati pencahya diri...
Apakah arti telah sembunyi dan kembali dalam suci, agar tiada lagi prasangka diri pada ilahi
Sketika asa dan cita pun padam ditelan yang Maha Ada..
'Ada' yang tiada diadakan hamba dan sekalian alam tercipta
Ta' jua waktu dapat angkat bicara tentang wujudMu..
Apalah lagi manusia yang digiringnya dengan penuh rasa-rasa semu belaka,Walau sebagai khalifah di alam dunia nan fana tetapi nyata ada...
Duhai pemilik nama Yang Agung.....
Tiada hamba menyembah akan namaMU, karena diri ini telah nyata akan namaMU
Ta' jua hamba mengingat hanya dengan huruf-huruf berangkai puji-puji.. karena do'a, gerak, laku dan ada ini nyata pula akan AdaMu...
Yaa...Ismul'azhiim..
Wahai dzat wajibul wujud...
Ketika waktu menyaksikan nafas ini kembali pada ketentuanMU.
Kembalikanlah segalanya akan diri ini yang tiada lain berasal dari rahmatMu. Dan tiada jua yg dapat hamba kembalikan terkecuali Engkau yang Maha Hidup lagi Agung....
(barly al-faqir)
... SENANDUNG MUSYAFIR CINTA ...
Yaa Rahmaan... Yaa Rahiim...
Menyusup meraba hawa dingin meniti dari ujung ibu jari kaki
Menjalari kulit menusuk kelorong-lorong
tersembunyi
Setapak demi setapak lemparkan jejak kaki
Derap langkah berirama keheningan dan terus menyusuri
Jalanan jiwa pun tlah jadi sunyi dengan tatap tiada bertepi
Jauhkah lagi.... Ataukah kembara kan disudahi
Gurun bukit menghampar luas bersanding kelopak dahan kering mendaki
Lembah salju pembeku pun ta' kunjung
mengundang musim semi...
Ruang-ruang jiwa kelam kelabu bak taman tiada penghuni lagi
Di gurau di candai pekikan nada-nada hanya getar ta' ada bunyi
Menggema kristalkan aliran darah mengusutkan urat nadi
Luntuk kaku dan beku ingin meraih cinta ilaahi...
Ohh... Duhai yang Maha Kasih
ku tinggal belulang dan rambut kusam ta' kuasa menyapih
Terkoyak-koyak jasad ini terisap gerah bumi mulai meresah
Miriskan hati ta' punya cawan genangkan risih
Ta' ada sedikitpun daya mengantar apa yang Kau kasih
Yaa... Hanya rindu yg terbakar pada mata
membasah
Ada Mu saja memapah dan terangi kerontang diri dalam rintih...
"Wahai jiwa dalam kembara dengan hati putih tulus ikhlas. aku mu telah kau bawa kembali kepadaNYA, kau pun telah telanjangkan diri atas selimut ilmu yang dipakaikan padamu. Sesungguhnya tiadalah DIA tinggalkan atasmu apa yang dianugerahkan dari kasih sayangNYA.
Bangkitlah dari tapa sunyi di gelap malam
memisteri.."
Subhaanallaah...
Pujiku dan sekalian pada MU yang Maha Raja
Pemilik syair dan pujangga di atas kata-kata..
CintaMu berselimutkan suka, duka,rintih, sepi, dan keramaian menghujani rasa
Setitik embun KAU percikkan tlah membanjiri
kemarau melanda jiwa
Tetap bertapa di gerak dan laku dalam
cahaya
Rindu ini KAU ambil bergantikan angin perindu menggugah semua rasa dalam dada
Juga cintaku pun tlah pudar sirna hingga malu hamba
Karena Engkau yang Maha Cinta....
(barly al-faqir)
Menyusup meraba hawa dingin meniti dari ujung ibu jari kaki
Menjalari kulit menusuk kelorong-lorong
tersembunyi
Setapak demi setapak lemparkan jejak kaki
Derap langkah berirama keheningan dan terus menyusuri
Jalanan jiwa pun tlah jadi sunyi dengan tatap tiada bertepi
Jauhkah lagi.... Ataukah kembara kan disudahi
Gurun bukit menghampar luas bersanding kelopak dahan kering mendaki
Lembah salju pembeku pun ta' kunjung
mengundang musim semi...
Ruang-ruang jiwa kelam kelabu bak taman tiada penghuni lagi
Di gurau di candai pekikan nada-nada hanya getar ta' ada bunyi
Menggema kristalkan aliran darah mengusutkan urat nadi
Luntuk kaku dan beku ingin meraih cinta ilaahi...
Ohh... Duhai yang Maha Kasih
ku tinggal belulang dan rambut kusam ta' kuasa menyapih
Terkoyak-koyak jasad ini terisap gerah bumi mulai meresah
Miriskan hati ta' punya cawan genangkan risih
Ta' ada sedikitpun daya mengantar apa yang Kau kasih
Yaa... Hanya rindu yg terbakar pada mata
membasah
Ada Mu saja memapah dan terangi kerontang diri dalam rintih...
"Wahai jiwa dalam kembara dengan hati putih tulus ikhlas. aku mu telah kau bawa kembali kepadaNYA, kau pun telah telanjangkan diri atas selimut ilmu yang dipakaikan padamu. Sesungguhnya tiadalah DIA tinggalkan atasmu apa yang dianugerahkan dari kasih sayangNYA.
Bangkitlah dari tapa sunyi di gelap malam
memisteri.."
Subhaanallaah...
Pujiku dan sekalian pada MU yang Maha Raja
Pemilik syair dan pujangga di atas kata-kata..
CintaMu berselimutkan suka, duka,rintih, sepi, dan keramaian menghujani rasa
Setitik embun KAU percikkan tlah membanjiri
kemarau melanda jiwa
Tetap bertapa di gerak dan laku dalam
cahaya
Rindu ini KAU ambil bergantikan angin perindu menggugah semua rasa dalam dada
Juga cintaku pun tlah pudar sirna hingga malu hamba
Karena Engkau yang Maha Cinta....
(barly al-faqir)
... A I R ...
A_mbil kan aku segelas air, air pelepas
haus dahaga
I_ngin ku lega dari rongga longgarkan dada,
dada bernafas terengah seakan brlari...
R_iuh gemuruh aungan darah, darah terpacu
detakan jantung...
A_ku brkata seolah penyair lahirkan nada
hati sperti pujangga..
I_nsan bicara dgn lembut indah ingatkan asa
penuh nuansa perayu dunia
R_uh menyapa segenap jiwa penuh rupa
laksana filosof dgn kata suci...
A_ku berawal dari air mmbentuk raga
dgn smua anggota serta urat nadi, dari
rambut smpai ujung kaki..
dan pula aku tercipta dari cahya NYA
mmbentuk hati dan jiwa,
I_nilah aku dgn smua cerita yg ta' kan layu
dtelan waktu
dari dulu pun ke alam nanti bertemu,
R_uang demi ruang terus berlalu dengan
ilmu yg satu
tanpa jemu terus d jamu oleh TUHANKU
ALLAH JAL JALALLAHU...
Air...wahai air..
Terus mengalir telusuri pesisir tanpa ada
akhir seperti penuntun tuanku nabi khaidir..
(barly al-faqir)
haus dahaga
I_ngin ku lega dari rongga longgarkan dada,
dada bernafas terengah seakan brlari...
R_iuh gemuruh aungan darah, darah terpacu
detakan jantung...
A_ku brkata seolah penyair lahirkan nada
hati sperti pujangga..
I_nsan bicara dgn lembut indah ingatkan asa
penuh nuansa perayu dunia
R_uh menyapa segenap jiwa penuh rupa
laksana filosof dgn kata suci...
A_ku berawal dari air mmbentuk raga
dgn smua anggota serta urat nadi, dari
rambut smpai ujung kaki..
dan pula aku tercipta dari cahya NYA
mmbentuk hati dan jiwa,
I_nilah aku dgn smua cerita yg ta' kan layu
dtelan waktu
dari dulu pun ke alam nanti bertemu,
R_uang demi ruang terus berlalu dengan
ilmu yg satu
tanpa jemu terus d jamu oleh TUHANKU
ALLAH JAL JALALLAHU...
Air...wahai air..
Terus mengalir telusuri pesisir tanpa ada
akhir seperti penuntun tuanku nabi khaidir..
(barly al-faqir)
Yaa Rabb... Tuhanku yang Agung lagi Suci..
Cabut lah ilmu dan pengetahuan ini sekiranya akan membuat hamba meninggi diri
Yang tiada di sentuh rasa dalam dada, dan bertahta diatas kata-kata.
Wahai cahaya di atas cahaya..
Cukuplah pancarMU menyelimuti daku.
lepaskanlah keilmuan, dlm arti bhw kemudian keilmuan itu menjelma/hidup pd akhlaq. sebagai kenyataanNYA pd keadaan kehambaan.
Kehambaan dan ketuhanan tiada lain jua akan adaNYA saja.
Beriring se dalam apa kah jua si diri mngenali dirinya sendiri
Dengan segala atribut zahir & atribut bathin
Yang di amanahkan dan digerakkan oleh ruh milik & kuasaNYA jua.
Akuan diri pada rasa yang membisik dan selalu berkata-kata
Dengar dan... rasakan saat ini.. yaa detik ini..
lihatlah.. dengan mata hati..
aku...aku..aku.. yang membisik pada rasa..
Sesungguh nya tiadalah dihilangkan akuan itu, kan tetapi akuan itu fana..
Namun dalam proses keilmuan nya dikatakanlah menghilangkan akuan. Dengan maksud keberadaan akuan itu yang mengaku-ngaku memiliki sesuatunya. Adalah keakuan itu hanyalah sebuah rasa yg digerakkan pula oleh ruh NYA (milikNYA)..
Dimana dia seakan bertahta atas diri yang di cipta (zahir & bathin).
Dan rasa bukan lah ruh, tetapi rasa pernyataan dari ruh itu sendiri..
Sedang keakuan adalah pernyataan dari rasa tadi.. dan akuan pun dinyatakan pada suara (membisik) dalam dada, hingga terus dinyatakan dgn huruf2 berupa kata sampai pada alam bicara (mulut), itulah posisi akuan dlm diri.
Maka bukan bersinggah jiwa pada akuan yg ada pada diri, kan tetapi terus berjalan (naik) kepada yang menggerak getarkan akuan itu.. apalagi bersinggah pada rasa (istilah katanya "merasa-rasa") dengan memaknai bahwa akuan itu adalah AKU_NYA.. maka hati-hati Lah disini.. karena alam kata, suara juga rasa bukan lah diriNYA, walau tiada lain bahwa DIA yg memiliki.. inilah sebenr-benarnya DIA maha suci.. suci dari si akuan td yg bertahta pd diri.
Maka.... (katakanlah.. DIA lah ALLAH Tuhan Yang Esa..QS. Al-Ikhlas )
(barly al-faqir)
Cabut lah ilmu dan pengetahuan ini sekiranya akan membuat hamba meninggi diri
Yang tiada di sentuh rasa dalam dada, dan bertahta diatas kata-kata.
Wahai cahaya di atas cahaya..
Cukuplah pancarMU menyelimuti daku.
lepaskanlah keilmuan, dlm arti bhw kemudian keilmuan itu menjelma/hidup pd akhlaq. sebagai kenyataanNYA pd keadaan kehambaan.
Kehambaan dan ketuhanan tiada lain jua akan adaNYA saja.
Beriring se dalam apa kah jua si diri mngenali dirinya sendiri
Dengan segala atribut zahir & atribut bathin
Yang di amanahkan dan digerakkan oleh ruh milik & kuasaNYA jua.
Akuan diri pada rasa yang membisik dan selalu berkata-kata
Dengar dan... rasakan saat ini.. yaa detik ini..
lihatlah.. dengan mata hati..
aku...aku..aku.. yang membisik pada rasa..
Sesungguh nya tiadalah dihilangkan akuan itu, kan tetapi akuan itu fana..
Namun dalam proses keilmuan nya dikatakanlah menghilangkan akuan. Dengan maksud keberadaan akuan itu yang mengaku-ngaku memiliki sesuatunya. Adalah keakuan itu hanyalah sebuah rasa yg digerakkan pula oleh ruh NYA (milikNYA)..
Dimana dia seakan bertahta atas diri yang di cipta (zahir & bathin).
Dan rasa bukan lah ruh, tetapi rasa pernyataan dari ruh itu sendiri..
Sedang keakuan adalah pernyataan dari rasa tadi.. dan akuan pun dinyatakan pada suara (membisik) dalam dada, hingga terus dinyatakan dgn huruf2 berupa kata sampai pada alam bicara (mulut), itulah posisi akuan dlm diri.
Maka bukan bersinggah jiwa pada akuan yg ada pada diri, kan tetapi terus berjalan (naik) kepada yang menggerak getarkan akuan itu.. apalagi bersinggah pada rasa (istilah katanya "merasa-rasa") dengan memaknai bahwa akuan itu adalah AKU_NYA.. maka hati-hati Lah disini.. karena alam kata, suara juga rasa bukan lah diriNYA, walau tiada lain bahwa DIA yg memiliki.. inilah sebenr-benarnya DIA maha suci.. suci dari si akuan td yg bertahta pd diri.
Maka.... (katakanlah.. DIA lah ALLAH Tuhan Yang Esa..QS. Al-Ikhlas )
(barly al-faqir)
... LINTAS RUANG DAN WAKTU ...
Perlahan sekali... Hampir tiada terangkai gemuruh
hati
Mendengar bisik... Ataukah rasa menyapa
menghampiri
Seakan bicara... Namun tiada suara tuk menumbuh
arti
Ta' mati diri yang nyata terperi
Ta' bisu bicara yang nyata bertahta kata
Ta' kaku lidah yang nyata tercurah
Ta' beku jiwa yang nyata adanya berseru
Tertulislah apa yang menyelimuti dan mengurai
berai ilmu. Membunuh aku namun tiada untuk mati,
tetapi membunuh aku untuk hidup. Melaku sebuah
tentu akan adaNYA di penjuru waktu.
Ta' ingin apa-apa di khusyu' jiwa. Terhampar
bahtera di pantai cinta. Mengurung semua cerita di
lembar-lembar berjilid keranda
Bertabur-tabur bunga melayang tinggalkan
wewangian
Berbaju rapi menuju pertapaan nan ta'
berkesudahan
Berkisah apakah diri ini seperti huruf-huruf yang
ta' berbaris lagi.
Bukit dgn pucuk-pucuk kata membawa berita
lepas diri sebenar-benarnya pada ilahi
Demi Desah Jiwa menghembusi tiada henti jua
Derap Detak Jantung pun tiada lagi bermanja
terlupa
Dayungan Dunia Juga antarkan kepada Maha
Pencipta
Dentingan Derita Jangan lagi membutakan segenap
pandang mata
Duhai Diri Jambangan kasih dan sayang yang maha
Kuasa
S_ejenak waktu lelapkan raga terbaring biarkan
bathin cerahkan layar hati membuka memori lewat
mimpi hadiranNYA
U_ntuk redam kehendak nafsu menderu ketika jiwa
terjaga di gegap raga yg berdiri laksana alif yg
bingung berbaris dimana
C_uci pakaian yg mengusam yg ta' tercium diri
akan aromanya yang menyesak gerahkan dada-
dada
I_nilah cermin kehidupan dari kematian aku-aku yg
terbunuh namun ta' teteskan darah-darah pd yg
Maha Hidup hingga adalah cahaya adaNYA yg
menyata
D_i saat terbangun dari lelap badan dgn qalbu
terselimuti akan sebuah keadaan diluar kesadaran
I_ntipan jiwa membakar semu ta' lagi melayang
terombang ambing laksana berada di lapisan ruang
hampa udara dlm menuju sang surya pemberi
kehidupan
R_otasi sebenar rotasi berada diri pada lintas
ketentuan, bukan jiwa-jiwa langit yg berhamburan
yg kemudian hancur berantakan tanpa cerita
mengenakkan
I_nsan berganti al insan yg mukamil nyatakan akan
DIA yg Maha Mengatur lagi Menghidupkan
Bersaksi sekalian sebenar kesaksian tak
menjadikan gerhana berketerusan. Tidakkah DIA
telah memberikan pelajaran dari pergerakan alam
tentang memudarnya matahari ketika bulan
mendindingi bumi dari pancaran nya. Begitulah
waktu mengatur ketentuanNYA tidak dijadikan
gerhana itu dlm masa yg panjang, tetapi hanya
dikadang-kadang waktu. Di kesejajaran lintasannya
masing2 antara bumi bulan dan matahari. Begitu
juga suatu keadaan jiwa ketika berada diluar lintas
kata, makna, rasa dan ilmu...
Yaa RABB....
Kembalikan aku-aku pengembara pd lintasan
mengitari ruang waktu nan ta' ber_impi maya,
sekiranya kami sesungguhnya adalah ada_MU.
Karunia pakaian hamba-hamba yg KAU pakaikan
indah dalam kesucian...
(barly al-faqir)
hati
Mendengar bisik... Ataukah rasa menyapa
menghampiri
Seakan bicara... Namun tiada suara tuk menumbuh
arti
Ta' mati diri yang nyata terperi
Ta' bisu bicara yang nyata bertahta kata
Ta' kaku lidah yang nyata tercurah
Ta' beku jiwa yang nyata adanya berseru
Tertulislah apa yang menyelimuti dan mengurai
berai ilmu. Membunuh aku namun tiada untuk mati,
tetapi membunuh aku untuk hidup. Melaku sebuah
tentu akan adaNYA di penjuru waktu.
Ta' ingin apa-apa di khusyu' jiwa. Terhampar
bahtera di pantai cinta. Mengurung semua cerita di
lembar-lembar berjilid keranda
Bertabur-tabur bunga melayang tinggalkan
wewangian
Berbaju rapi menuju pertapaan nan ta'
berkesudahan
Berkisah apakah diri ini seperti huruf-huruf yang
ta' berbaris lagi.
Bukit dgn pucuk-pucuk kata membawa berita
lepas diri sebenar-benarnya pada ilahi
Demi Desah Jiwa menghembusi tiada henti jua
Derap Detak Jantung pun tiada lagi bermanja
terlupa
Dayungan Dunia Juga antarkan kepada Maha
Pencipta
Dentingan Derita Jangan lagi membutakan segenap
pandang mata
Duhai Diri Jambangan kasih dan sayang yang maha
Kuasa
S_ejenak waktu lelapkan raga terbaring biarkan
bathin cerahkan layar hati membuka memori lewat
mimpi hadiranNYA
U_ntuk redam kehendak nafsu menderu ketika jiwa
terjaga di gegap raga yg berdiri laksana alif yg
bingung berbaris dimana
C_uci pakaian yg mengusam yg ta' tercium diri
akan aromanya yang menyesak gerahkan dada-
dada
I_nilah cermin kehidupan dari kematian aku-aku yg
terbunuh namun ta' teteskan darah-darah pd yg
Maha Hidup hingga adalah cahaya adaNYA yg
menyata
D_i saat terbangun dari lelap badan dgn qalbu
terselimuti akan sebuah keadaan diluar kesadaran
I_ntipan jiwa membakar semu ta' lagi melayang
terombang ambing laksana berada di lapisan ruang
hampa udara dlm menuju sang surya pemberi
kehidupan
R_otasi sebenar rotasi berada diri pada lintas
ketentuan, bukan jiwa-jiwa langit yg berhamburan
yg kemudian hancur berantakan tanpa cerita
mengenakkan
I_nsan berganti al insan yg mukamil nyatakan akan
DIA yg Maha Mengatur lagi Menghidupkan
Bersaksi sekalian sebenar kesaksian tak
menjadikan gerhana berketerusan. Tidakkah DIA
telah memberikan pelajaran dari pergerakan alam
tentang memudarnya matahari ketika bulan
mendindingi bumi dari pancaran nya. Begitulah
waktu mengatur ketentuanNYA tidak dijadikan
gerhana itu dlm masa yg panjang, tetapi hanya
dikadang-kadang waktu. Di kesejajaran lintasannya
masing2 antara bumi bulan dan matahari. Begitu
juga suatu keadaan jiwa ketika berada diluar lintas
kata, makna, rasa dan ilmu...
Yaa RABB....
Kembalikan aku-aku pengembara pd lintasan
mengitari ruang waktu nan ta' ber_impi maya,
sekiranya kami sesungguhnya adalah ada_MU.
Karunia pakaian hamba-hamba yg KAU pakaikan
indah dalam kesucian...
(barly al-faqir)
... SANG BURUNG LANGIT ...
S_ilih berganti hari antara siang & malam nan
setia bergantian
S_urya meraja_i siang dengan sekumpulan arakan
awan-awan berlarian
S_eperti perlahan berjalan terlihat sepintas,
padahal melayang cepat digiring angin yg
menghembuskan
S_ang rembulan meratu_i malam dengan hiasan
bintang-bintang bertaburan
S_erasa terdiam sepintas pandang, padahal
berputar perlahan dengan rotasinya yang telah
ditentukan..
B_erawal pagi memulai hari dengan nyanyian
burung didahan & ranting bertiti
B_eterbangan kesana kemari untuk hidup dan
mengaih rezeki
B_olak balik melayang mengawang awang mencari
buah-buahan & biji
B_erlari-lari kumpulkan dedaunan & ranting kecil
membuat sarang tuk kembali nanti
B_ila malam pun datang sebagai tempat tuk
sembunyi
B_erselimut dengan hangat nya sayap dari terpaan
angin malam menguliti.....
B_agaikan cerita tentang burung, seperti apakah
jua akan diri ini
B_ermula bayi melangkah hidup dengan tangisan
mulai membuka diri
B_elajar dan terus belajar bagaimana & apa arti
tentang hidup ini
B_ukan hanya hal sepele tapi juga yang menguji
nyali
B_erjuang & terus berjuang sekuat tenaga yg di
amanahi & di fasilitasi
B_erharap kan bisa ungkap diri sebenar-benar diri
B_ekal nanti ketika kembali pada yang maha suci
B_unuh lah akuan diri yang selama ini slalu
menghantui
B_agaikan malam yang menyelimuti semua nafsu
& berita dalam impi
B_erfirman DIA : wamaa khalaqtul jinnawal insaana
illaa liya'buduuni
B_eribadah & zikirlah sebenarny burung yg
mengantar jiwa ini
B_urung...oh sang burung langit dari ilahi rabbi....
S_iapa dan dimanakah engkau sembunyi
S_erasa lelah kuberlari-lari membawa diri
S_udahkah kau bersemayam & memesra pada diri
S_ebagai kendaraanku tuk melayang menuju rabbi..
S_eperti buraq yang dikendarai rasulullah nan
berhati suci....
S_ubhaanalladzii asraa bi'abdihii...
(barly_al faqir)
setia bergantian
S_urya meraja_i siang dengan sekumpulan arakan
awan-awan berlarian
S_eperti perlahan berjalan terlihat sepintas,
padahal melayang cepat digiring angin yg
menghembuskan
S_ang rembulan meratu_i malam dengan hiasan
bintang-bintang bertaburan
S_erasa terdiam sepintas pandang, padahal
berputar perlahan dengan rotasinya yang telah
ditentukan..
B_erawal pagi memulai hari dengan nyanyian
burung didahan & ranting bertiti
B_eterbangan kesana kemari untuk hidup dan
mengaih rezeki
B_olak balik melayang mengawang awang mencari
buah-buahan & biji
B_erlari-lari kumpulkan dedaunan & ranting kecil
membuat sarang tuk kembali nanti
B_ila malam pun datang sebagai tempat tuk
sembunyi
B_erselimut dengan hangat nya sayap dari terpaan
angin malam menguliti.....
B_agaikan cerita tentang burung, seperti apakah
jua akan diri ini
B_ermula bayi melangkah hidup dengan tangisan
mulai membuka diri
B_elajar dan terus belajar bagaimana & apa arti
tentang hidup ini
B_ukan hanya hal sepele tapi juga yang menguji
nyali
B_erjuang & terus berjuang sekuat tenaga yg di
amanahi & di fasilitasi
B_erharap kan bisa ungkap diri sebenar-benar diri
B_ekal nanti ketika kembali pada yang maha suci
B_unuh lah akuan diri yang selama ini slalu
menghantui
B_agaikan malam yang menyelimuti semua nafsu
& berita dalam impi
B_erfirman DIA : wamaa khalaqtul jinnawal insaana
illaa liya'buduuni
B_eribadah & zikirlah sebenarny burung yg
mengantar jiwa ini
B_urung...oh sang burung langit dari ilahi rabbi....
S_iapa dan dimanakah engkau sembunyi
S_erasa lelah kuberlari-lari membawa diri
S_udahkah kau bersemayam & memesra pada diri
S_ebagai kendaraanku tuk melayang menuju rabbi..
S_eperti buraq yang dikendarai rasulullah nan
berhati suci....
S_ubhaanalladzii asraa bi'abdihii...
(barly_al faqir)
... EMBUN DI GURUN JIWA ...
Ku intip mereka disana penuh warna mengembara
membawa suka duka di belantara dan samudera
jiwa berselimutkan seribu tanya tentang adanya di
dunia fana...
Kuncup berganti kuncup bunga hiasi hari dan hati
jejaki meniti mencari sebuah makna dan arti agar
nafas ini ta'lah hanya hembusan penuh ilusi dan
ta' pasti menuju ilahi..
Kurasa aku-aku dan aku di semua rasa itu terus
menderu mengupas rahsia waktu untuk melepas
rantai belenggu sang aku juga rindu tuk bertemu
Sang Maha Satu...
Kusut dan kaku juga terkadang membeku dalam
menarikan tingkah laku serta menjamu ilmu
seperti nuansa pilu kelabu dan semu...
Kumandangkan tangis-tangis pahit dan nada-nada
manis saat qalbu mengiris ataukah cinta ta'
tertepis dengan jeritan lantunan penuh egois...
Ku membisik membelai ta' lah mengusij
meng_andai dari rintik-rintik menderai hanya
lantunan jiwa menggeritik untuk kita semua
sampai...
Katakanlah wahai aku-aku pengendara raga dan
jiwa yang bermula ada ketika ibunda bicara
dengan bahasa cintanya...
Kurun waktupun mulai mengintai di setiap langkah
kaki sampai nanti ruh kan kembali hingga raga pun
akan mengurai berai ke bumi...
Keakuan membukit menggunung tinggi menbentuk
lukisan2 hari dan merasa ada, bukannya adaNYA
dia di cipta (keadaan fana fillah). Walau ibadah &
deras air mata merayu padaNYA, ta' kan lah
tersirami kemarau sukma dan fatamorgana di
gurun jiwa...
Ohh..Celaka..!!
Kasihan lah diri terlena buai oleh akuan merajai,
kecuali bukit & gunung itu diruntuh kan
(kembalikan) kepada Ilaahi...
ALLAAHU AKBAR...!!!
(barly al_faqir)
membawa suka duka di belantara dan samudera
jiwa berselimutkan seribu tanya tentang adanya di
dunia fana...
Kuncup berganti kuncup bunga hiasi hari dan hati
jejaki meniti mencari sebuah makna dan arti agar
nafas ini ta'lah hanya hembusan penuh ilusi dan
ta' pasti menuju ilahi..
Kurasa aku-aku dan aku di semua rasa itu terus
menderu mengupas rahsia waktu untuk melepas
rantai belenggu sang aku juga rindu tuk bertemu
Sang Maha Satu...
Kusut dan kaku juga terkadang membeku dalam
menarikan tingkah laku serta menjamu ilmu
seperti nuansa pilu kelabu dan semu...
Kumandangkan tangis-tangis pahit dan nada-nada
manis saat qalbu mengiris ataukah cinta ta'
tertepis dengan jeritan lantunan penuh egois...
Ku membisik membelai ta' lah mengusij
meng_andai dari rintik-rintik menderai hanya
lantunan jiwa menggeritik untuk kita semua
sampai...
Katakanlah wahai aku-aku pengendara raga dan
jiwa yang bermula ada ketika ibunda bicara
dengan bahasa cintanya...
Kurun waktupun mulai mengintai di setiap langkah
kaki sampai nanti ruh kan kembali hingga raga pun
akan mengurai berai ke bumi...
Keakuan membukit menggunung tinggi menbentuk
lukisan2 hari dan merasa ada, bukannya adaNYA
dia di cipta (keadaan fana fillah). Walau ibadah &
deras air mata merayu padaNYA, ta' kan lah
tersirami kemarau sukma dan fatamorgana di
gurun jiwa...
Ohh..Celaka..!!
Kasihan lah diri terlena buai oleh akuan merajai,
kecuali bukit & gunung itu diruntuh kan
(kembalikan) kepada Ilaahi...
ALLAAHU AKBAR...!!!
(barly al_faqir)
... EDELWEIS ...
Terdiam... Membisu... Meraba angan... Mencerna
makna...
Bukan hanya keindahan.. Keharuman ataukah
sekedar wangi mengenang di hati
Bukan pula warna warni mengundang goresan
melukis mimpi
Ta' hanya seharum melati putih yg segar membuat
seakan menciumi awan-awan menari
Ta' hanya seindah mawar memerah menggoda
mengguncang sesakkan dada ini
Ta' jua hanya setegar sakura dalam sejuk & dingin
di terpa salju musim semi
Bunga-bunga hati pun melayu mengering di tatap
waktu
Buai membuai rasa berganti ganti menyapa dinding
qalbu
oh edelweis....
Ta' seperti rangkai-rangkai kata disebut muda mudi
dan para pujangga
Lama ku ta' memanggilmu dlm ruang-ruang
jelajahan dan nada-nada jiwa
Ku ta' merayu tangisan dan dengan derai_derai air
mata
Hanya selimut cinta mesrakan getar-getar di
dada...
Bungaku...
Dua layar hati di satu cahya, tentang aku dan
kamu.
Cerita sebuah keabadian dlm kurun tiada yang
tahu,
Kau lah saksi pada jalan-jalan hidup ini, di tapak
kaki ta' berkulit lagi namun ta' mati.
Ketika indah membuat rasa melayang menyatu
menyemu,
Ketika wangi mempesona membuai akhirnya
mengering melayu,
Ketika tegar di kesejukan musim salju namun lahir
dalam membeku...
Ohh... Wahai bunga dari seribu bunga...
Bunga sejati berikan warna abadi dan tunjuki jalan
haqiqi..
Ohh... Edelweis.. selimut kasihku
Kau lah qalam suciNYA yg menumbuhkan benih-
benih di jiwa yg sebenar-benar dlm cinta & kasih,..
Sungguh sajian di dua dimensi rasa
Memberi makna akan wangi dan indah bunga
Sekiranya malam menceritakan indah bintang dan
purnama, kala siang tentang mentari dan pelangi
berlapis warna.
Sungguh keabadian bunga kata dari qalam
MU..Bahasa Tuhanku yg meliputi di setiap fiqir &
rasa manusia, dlm beda dan tingkatnya masing-
masing.
Maha suci Allah lagi sempurna akan segala
kejadian yg di ciptakanNYA. Yang selalu
memberikan hikmah pada hamba-hambaNYA.
Dan lihat...Lihat lah oleh sekalian kita. Bhw
kehidupan ini adalah bunga-bunga cipta_anNYA.
Sebagai ayat (tanda-tanda) akan kesempurnaan,
keagungan, kebesaran juga keindahanNYA semata.
Apakah duri, layu, kering, beku ataukah kuntum
memekar, segar, indah, mewangi. Ta' lah lepas dari
genggaman tangan & hembusan qalamNYA.
Ohh Edelweis_ku.... Tebarkan lah selalu arti makna
dalam kering gersangnya hati... Di jiwa-jiwa perindu
tuk meraih bunga cintaNYA....
(barly al_faqir)
makna...
Bukan hanya keindahan.. Keharuman ataukah
sekedar wangi mengenang di hati
Bukan pula warna warni mengundang goresan
melukis mimpi
Ta' hanya seharum melati putih yg segar membuat
seakan menciumi awan-awan menari
Ta' hanya seindah mawar memerah menggoda
mengguncang sesakkan dada ini
Ta' jua hanya setegar sakura dalam sejuk & dingin
di terpa salju musim semi
Bunga-bunga hati pun melayu mengering di tatap
waktu
Buai membuai rasa berganti ganti menyapa dinding
qalbu
oh edelweis....
Ta' seperti rangkai-rangkai kata disebut muda mudi
dan para pujangga
Lama ku ta' memanggilmu dlm ruang-ruang
jelajahan dan nada-nada jiwa
Ku ta' merayu tangisan dan dengan derai_derai air
mata
Hanya selimut cinta mesrakan getar-getar di
dada...
Bungaku...
Dua layar hati di satu cahya, tentang aku dan
kamu.
Cerita sebuah keabadian dlm kurun tiada yang
tahu,
Kau lah saksi pada jalan-jalan hidup ini, di tapak
kaki ta' berkulit lagi namun ta' mati.
Ketika indah membuat rasa melayang menyatu
menyemu,
Ketika wangi mempesona membuai akhirnya
mengering melayu,
Ketika tegar di kesejukan musim salju namun lahir
dalam membeku...
Ohh... Wahai bunga dari seribu bunga...
Bunga sejati berikan warna abadi dan tunjuki jalan
haqiqi..
Ohh... Edelweis.. selimut kasihku
Kau lah qalam suciNYA yg menumbuhkan benih-
benih di jiwa yg sebenar-benar dlm cinta & kasih,..
Sungguh sajian di dua dimensi rasa
Memberi makna akan wangi dan indah bunga
Sekiranya malam menceritakan indah bintang dan
purnama, kala siang tentang mentari dan pelangi
berlapis warna.
Sungguh keabadian bunga kata dari qalam
MU..Bahasa Tuhanku yg meliputi di setiap fiqir &
rasa manusia, dlm beda dan tingkatnya masing-
masing.
Maha suci Allah lagi sempurna akan segala
kejadian yg di ciptakanNYA. Yang selalu
memberikan hikmah pada hamba-hambaNYA.
Dan lihat...Lihat lah oleh sekalian kita. Bhw
kehidupan ini adalah bunga-bunga cipta_anNYA.
Sebagai ayat (tanda-tanda) akan kesempurnaan,
keagungan, kebesaran juga keindahanNYA semata.
Apakah duri, layu, kering, beku ataukah kuntum
memekar, segar, indah, mewangi. Ta' lah lepas dari
genggaman tangan & hembusan qalamNYA.
Ohh Edelweis_ku.... Tebarkan lah selalu arti makna
dalam kering gersangnya hati... Di jiwa-jiwa perindu
tuk meraih bunga cintaNYA....
(barly al_faqir)
... SAYAP JIWA ...
Angkasa menjingga mesra ke abu-abuan
Memudar putih awan dan birunya langit
Gerah panas menjelma sejuk mendingin
Cahaya bergerak mengitari memanggil purnama
ohh senja.. Rehatkan Rajawali
Ta' kuasa torehkan kata dengan pikir kepala
Hanya ikuti getar-getar yang menyapa qalbu
Hingga membuta mata biarkan hembus nafas
berirama detak jantung di dada...
Bertengger sang burung di antara dedaunan hijau
mulai menggelap warna
Semedikan gagahnya menatap gelap di antar
terang
Membaca kepakan sayap yg membentang saat
melayang susuri hamparan luas membentang...
Perlahan... Dan perlahan... Di sayu mata hati
Menadah cawan titikan dari kalam suci
ohh... Sang siang dan sang malam kan kah kau
beri sebuah arti
Tentang kepak sayap jiwa pada kami...
Datanglah... Datang...
Sebelum hari ditutupi mimpi
Allaahu akbar...Allaahu akbar...
Ketika matahari di itari bumi maka ada_lah cerita
tentang siang dan malam
Tapi cahya nya tetaplah memancar ta' menggelap
sedetikpun jua
Hanya lah bumi berputar sembari memutar diri
sendiri hingga gelap-terang pun silih berganti
dalam dua belahan dan mewarna kehidupan nya...
Maha Perkasa DIA lagi Maha Pemberi makna...
Ohh Rajawali......
Seumpama akan bumi juga diri ini
Sayapmu kiri dan kanan, berada engkau dalam
keseimbangan..
Sisi gelap jiwa bertaut mesra sisi terang jiwa
Sedih duka lara, resah gundah gelisah bulu-bulu di
sayap kiri
Senang cita cinta, damai tenang indah bahagia
bulu-bulu di sayap kananmu
Sempurna dicipta beriring berganti-ganti tempa diri
Sungguh yang tiada lain jua adalah cahayaNYA
sendiri
Semua hanyalah amanah dan sarana tuk
terbangkan jiwa...
Sehingga bukan di aku miliki tapi di pakaikan
membungkus diri..
Terbang melayang dengan tenang dan seimbang
kepada yang Maha Penyayang
Kembalikan pulang semua bulu-bulu dan sayap
dalam ratap
suci
ohh jiwa-jiwa hamba yang tiada memiliki apa-apa
jua
Aku-aku pun menjadi titik yang ta' berbentuk apa-
apa dan ta' berkata suara
Tetapi nyata di pancarkan cahaya dari yang Maha
Ada
Tertelanjang rajawali tanpa sayap dan bulu lagi
Tersebutlah Maha Raja bertahta terbangkan
kembali sang rajawali
Tanda Tajallinya Ilahi Rabbi pada diri nan suci
Tuk tebarkan benih-benih dan biji tanami taman
syurgawi....
(barly al-faqir)
Memudar putih awan dan birunya langit
Gerah panas menjelma sejuk mendingin
Cahaya bergerak mengitari memanggil purnama
ohh senja.. Rehatkan Rajawali
Ta' kuasa torehkan kata dengan pikir kepala
Hanya ikuti getar-getar yang menyapa qalbu
Hingga membuta mata biarkan hembus nafas
berirama detak jantung di dada...
Bertengger sang burung di antara dedaunan hijau
mulai menggelap warna
Semedikan gagahnya menatap gelap di antar
terang
Membaca kepakan sayap yg membentang saat
melayang susuri hamparan luas membentang...
Perlahan... Dan perlahan... Di sayu mata hati
Menadah cawan titikan dari kalam suci
ohh... Sang siang dan sang malam kan kah kau
beri sebuah arti
Tentang kepak sayap jiwa pada kami...
Datanglah... Datang...
Sebelum hari ditutupi mimpi
Allaahu akbar...Allaahu akbar...
Ketika matahari di itari bumi maka ada_lah cerita
tentang siang dan malam
Tapi cahya nya tetaplah memancar ta' menggelap
sedetikpun jua
Hanya lah bumi berputar sembari memutar diri
sendiri hingga gelap-terang pun silih berganti
dalam dua belahan dan mewarna kehidupan nya...
Maha Perkasa DIA lagi Maha Pemberi makna...
Ohh Rajawali......
Seumpama akan bumi juga diri ini
Sayapmu kiri dan kanan, berada engkau dalam
keseimbangan..
Sisi gelap jiwa bertaut mesra sisi terang jiwa
Sedih duka lara, resah gundah gelisah bulu-bulu di
sayap kiri
Senang cita cinta, damai tenang indah bahagia
bulu-bulu di sayap kananmu
Sempurna dicipta beriring berganti-ganti tempa diri
Sungguh yang tiada lain jua adalah cahayaNYA
sendiri
Semua hanyalah amanah dan sarana tuk
terbangkan jiwa...
Sehingga bukan di aku miliki tapi di pakaikan
membungkus diri..
Terbang melayang dengan tenang dan seimbang
kepada yang Maha Penyayang
Kembalikan pulang semua bulu-bulu dan sayap
dalam ratap
suci
ohh jiwa-jiwa hamba yang tiada memiliki apa-apa
jua
Aku-aku pun menjadi titik yang ta' berbentuk apa-
apa dan ta' berkata suara
Tetapi nyata di pancarkan cahaya dari yang Maha
Ada
Tertelanjang rajawali tanpa sayap dan bulu lagi
Tersebutlah Maha Raja bertahta terbangkan
kembali sang rajawali
Tanda Tajallinya Ilahi Rabbi pada diri nan suci
Tuk tebarkan benih-benih dan biji tanami taman
syurgawi....
(barly al-faqir)
... KATA HATI DAN JASAD ...
Wahai jasad....
Ktk kau brgerak, aku terbuai ayunan langkah &
laku mu,
pun aku trgoda trkadang wkt.
Wahai jasad....
Ketika kau ingin bicara, aku sibuk carikan kata
trbaik utkmu...
pun trkadang merayu aku pdmu.
Wahai jasad...
Ktk kau ber zikir, aku terdiam,
pun terkadang aku brlari ksana kemari.
Wahai jasad....
Ktk kau sujud, aku pun menangis trharu,
pun trkadang mmbisu ta' brkata.
wahah jasad....
Ktk kau kembali pd NYA, kau kn d ingat &
dkenang.
Sedang aku ta' ada yg tahu..hany Tuhanku..
Subhanallah....sungguh rahsia ALLAH meliputi kami
semua....
Wahai hati...
ku pinjam katamu tuk bicara padamu,
dalam bahasa dan nadamu.
Katakanlah...bahwa aku bersujud pada Tuhanku
dgn gerakNya..
Wahai hati...
Bangkitlah dari tapamu,
Sungguh aku dan kamu adalah satu nafas satu
irama
Berada dlm kandungan keilmuanNya.
Wahai hati...
aku jumpa kamu di satu pintu,
Dalam ruang ta' berwaktu
Di kandungan cahya aku berada
Aku dan kamu rahsia cahya itu sendiri..
Maha Agung dan Besar Allah,Raja singgasana jiwa...
(barly_al-faqir)
Ktk kau brgerak, aku terbuai ayunan langkah &
laku mu,
pun aku trgoda trkadang wkt.
Wahai jasad....
Ketika kau ingin bicara, aku sibuk carikan kata
trbaik utkmu...
pun trkadang merayu aku pdmu.
Wahai jasad...
Ktk kau ber zikir, aku terdiam,
pun terkadang aku brlari ksana kemari.
Wahai jasad....
Ktk kau sujud, aku pun menangis trharu,
pun trkadang mmbisu ta' brkata.
wahah jasad....
Ktk kau kembali pd NYA, kau kn d ingat &
dkenang.
Sedang aku ta' ada yg tahu..hany Tuhanku..
Subhanallah....sungguh rahsia ALLAH meliputi kami
semua....
Wahai hati...
ku pinjam katamu tuk bicara padamu,
dalam bahasa dan nadamu.
Katakanlah...bahwa aku bersujud pada Tuhanku
dgn gerakNya..
Wahai hati...
Bangkitlah dari tapamu,
Sungguh aku dan kamu adalah satu nafas satu
irama
Berada dlm kandungan keilmuanNya.
Wahai hati...
aku jumpa kamu di satu pintu,
Dalam ruang ta' berwaktu
Di kandungan cahya aku berada
Aku dan kamu rahsia cahya itu sendiri..
Maha Agung dan Besar Allah,Raja singgasana jiwa...
(barly_al-faqir)
Langganan:
Postingan (Atom)