Translate

.. RUANG TERANG ..

Dan DIA menguji dengan apa-apa yang ada pada setiap diri.
Akan harta, tahta, status, segala sifat juga perasaan manusia.
Sesungguhnya tiada semuanya itu dimiliki,
melainkan hanya titipan dan juga amanah dariNYA.
Maka barang siapa yg menyerahkan semuany itu
dan sebenar-benar bertawaqqal, menjadi ringanlah ia.
Tiada menjadikan beban hidup. Lagi merekalah orang-orang
yg mendapat petunjuk dan mendapatkan kemenangan di hari akhir.
Dan mereka adalah yang tiada memiliki apapun jua,
melainkan Allah yang memilikinya. Dengan penjagaan Rahman RahimNYA.
Sedangkan wujud mereka adalah ayat-ayat yang haq
akan DIA yang maha sempurna.

Maha suci Allah, tiada sesuatu yang luput daripada pengawasanNYA.
Jagat diri diliputi hayatNYA, tiada sesuatu yang lain melainkan
DIA lah dzat wajiibul wujud. Tiada seumpama jua
selain DIA berdiri sendiri.
Subaanaalladziii...

Sekiranya bathin laksana deraian hujan.
Dengan rintikan nya yg menyedu kelam.
Maka laksana rintihan yg memburamkan,
Membuta hati di antara puing puing sedih,
Dan jadilah embun saja, dgn basah yg indah.

Sekiranya bathin adalah kemarau galau,
Kerontang jiwa dengan sahara menguliti.
Dgn kesah kesah seperti pasir membakar.
Hingga semu pun mentahtai sekujur diri
Dan jadilah angin saja, dengan desir dzikir.

Sekiranya bathin itu samudera yang luas,
Berisikan ilmu ilmu dengan amuk badai.
Digdaya berangkuh berasa tuhan tuhanmu,
Maka karang karang kan menggores iman.
Nur yang kan tertirai kejantanan yg khayal.
Dan jadilah sajadah saja, syahdu menghampar.

Ketidaktahuan menghujan di ketidakberkesud­ahan,
Rapal-rapal makna yang sirna pada alam cahya.
Kenal yang terjagal al hayat di sebalik kegelapan.
Katakanlah...
"AKu melampaui rasa-rasa dan lautan ilmu".
Sedangkan mutiara yang memantul pada kata.
Lagi mengkilaukan laku-laku atas para perindu
Kesaksian yang hidup tak sekedar bibir semu.
Begitulah qalbu yang dirasuk kunci selamat.
Hawa kebodohan menyelimuti segenap diri.
Pertanda pintarNYA menjawab atas kerinduan,
Hilanglah bayang-bayang Jati mentahta hati.
"AKu.... Hanyalah AKu..yang tak dicuri makna."

Demi Maghrib ketika Hilang Kemuning,
Sementara Hawa Melontarkan Sunyi.
Memulai Perseteruan di Ketinggian,
Bumi yang Tergadai di Perjudian Langit.

Desapan ilmu Menyusup dalam Hening,
Sedang Ketidaktahuan Memercikkan Arti.
Mematri Rasa kan Hilangny Makna Kerinduan,
SejatiNYA yang Memindai goreskan Siluet.

Dekorasi Diri tanpa Warna yang Mencerling,
Seumpama Selaput Sutra MenJubahi Jati Diri.
Menirai Indah dan Hadirkan Layar Ke_akuan,
Senandung Nyawapun Mengundang Bangkit.

Duhai Allahku... yaa ismul azham..
Sambut Kami Teruskan langkah langkah suci,
Mencium kekasihMU Penyempurna Kehidupan.
SyayiiduRRasuul....

Satu demi Satu Daun Luruh mencium Bumi,
Di lambai Angin dan Ranting menjuntai.
Dengan bahasa Diamnya menjadi Saksi,
Tentang Mati yang Menuju hidup kembali.

Putik Sari pun Menitip sebuah Pesan hayati,
Waktu kan Mengantarmu Kembali ke Sini.
Saat Kamu telah Menjadi Sari Sari Pati,
Dan segala Lapukmu tak Berbentuk lagi.

Menjalari Tunas akar Laksana Merasuki Bayi,
Ketika Batang Kokoh dan Angkuh Belum Berdiri.
Perlahan beranjak Menyusuri Derajat Tinggi,
Dan Kamu di kandung Kesucian Diri...

Rotasi Daya Hidup Laksana Ruh di Tiupkan,
Setiap Bentuk kan lah Sirna Saat DIA bicara.
AKU meliputi segala ada hingga pun Buah..
Duhai... lambai Dedaunan di Ujung Pantai..

(barly al-Qalbu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan masukan komentar anda..
(^_^)