Ganti berganti angin hembusi pantai
Melena pejamkan mata asyik tersepoi
Dan kadang gemuruh riuh menggaduh
Hingga penjelajah samudera mesti rehat
Begitu qalbu diusapkan angan dan rasa
Silih hadir mengisi jejak jejak kehidupan
Menguas hidup tak henti melukiskan hayat
Mengisahkan AKU yg menguasai jagat diri
Sedang kau tak dimana mana dan kemana
Dan kau lah sang dunia di alam dzohir bathinKU
Seperti titik tak memiliki arah dan tujuan..
Melainkan beredar pada lintas sifatKU
Atas apa-apa yang telah dihembuskan.
Pantai yang damai lagi tak terbuai cerai
Bumi nan sunyi dan terkandung dlm suci
AKU diatas kamu juga dekat denganmu
Dan kamu KU ghoibkan sebagai rahsiaKU.
____________________________________________
Ku merayu syair agar membunga pd jemari
Mungkin saja sebutir mutiara kan memancar
Membinari jiwa jiwa yang penuh aura rindu
Sementara aku berdiam qiyam pada al qadim
Dan angin hanya mendesir asyik dgn bicaranya
Entah bercerita tentang apa kibasannya..
eemmhhh... (~_~)
Detik detik sayup terus saja mendetak
Perlahan dan tak kan pernah terkejar
Hanya katup degub dada mengiringi
Sambil sesekali bertanya....
Tentang khayalan istana pada maghrib
Di saat Raja mengisahkan asmara suci
Dan aku adalah kekasih di kesejatian.
Sekiranya titah telah di gurat sematkan
Hingga waktu pun tertunduk pd cintaNYA
Yang me-ruhi jagat diri ini.....
Mekar berganti mekar tak kan usai
Masharpun kan menjadi rerimbunan indah
Allahku... sebenar benar di atas syurga.
____________________________________________
Semakin sunyi saja atas seduhan meriang
Sebuah peratapan luluh lantak merentang
Aku terdiam menghampar dan membaring
Akan huruf-huruf dzikir yang sudah pulang
Kini malam perlahan mulai usirkan bayang
Deru nafas-pun memuji Maha Penyayang
Duhai Engkau yang meng-ada sesuatunya
Begitu juga aku disini dan juga yang disana
Semua nyawa semua rasa pun semua rupa
Sebenar al hayat yang meng-ayat ada-NYA
Semesta ilahi yg teramat luas lagi maha Esa
Dan tiada jua kan di kakukan alam suara kata
Begitulah Allahku subhaanahu wata'aala...
Maka katakanlah...
apakah cukup tinta menuliskan maha cinta
apakah cukup syair-syair mengalirkan siir
apakah cukup sang sufi merayui sang suci
apakah cukup hembusan ruh bahasakan AKU
Dan Kesucian itu sungguh di atas syurga.
____________________________________________
Bathin itu seumpama rembulan yang bundar
Begitu indah dengan cahaya Allaahu akbar
Berganti-ganti nuansa lagi selalu lintas beredar
Bila datang jamakNYA purnama akan memancar
Bumipun tersenyum indah lagi menatap gemar
Babussalaam menanti dengan pintu nan lebar
Dan akan gelap gulita tanpa ada cahayaNYA
Di gurita gempita dengan semu rasa-rasa
Dawai nan sunyi sepi tanpa irama nada cinta
Dedaunan hati kering melayu di sudut bara
Dimana wangi enggan menjelma dan menyapa
Demi masa... Diri pun menjadi gerhana...
Sesungguhnya AKU menyelimuti sekujur ada
Sekiranya pengakuanpun tak tersimpul kata
Selain syahadat yang menghayat melaku ada
Sedangkan kau kesaksian dan nyala nan nyata
Seribu bulan... yahh seribu bulan diatas purnama
(barly al-Qalbu)
bagus syairnya kang
BalasHapus