.
Duh Dewiku...
bisik bathin memecah lamun
mengucap indah ta' bernama
riuhnya pada belantara dada
hemmmhh..
hampir ta' mengalir syair jiwa
ketika suara dan bebunyi'-an ta' d hirau
seperti bicara dgn dinding melorek carut
tiada wajah melibas kuaskan lembar hati
sungguh KAU tapakan aku wahai cinta
narasi hayatMU yaa Allahku...
menyimpun qalbu jadikan titik rindu
hingga memutik d waktuMU
.
.
Kuning memayung senjaku...
Lepaskan penat pada binaranNYA
Awan ta' berlarian hanya...
Damai menyusun rapi bersyaf
Pecahlah indah pada keindahan kumandang
Penjuru memasuk bintang-bintangNYA
Adzan panggil telinga-telinga bisu
Dalad ramai dan para petapa sunyi
Kesini... Ta' kah kau ingin bercumbu
Titah itu di sebalik nada-nada
Adakah malu dengan cacing-cacing
Yg berteriak dari balik gelap
yahh... yg nanti kan merampas daging.
.
.
Mengering serasa lautan kata
Ta' mampu merayu angan yang diam
Hanya embun kecil menggubah syair
Layang nabi yang menari sendu
Bahasakan langit mewarna kelabu
BerQiyam rindu seperti rona senja
Yang tertangkap awan-awan ber-arak
hemmmhh.. (-_-)
Bising suara menderap serdadu
Ku tetap dalam katup bibir
Mesrakan isi jiwa pada angin
Bahwa cintaku hilang ta' berhuruf lagi
Di selimuti kesejatianNYA...
.
.
Kau adalah mutiaraKU dalam balutan raga
Terangkai rindu-rindu yang ta' ber-lagu
Terik dan hujan gigil bergantian selimuti
Hingga katup yang mengkutub qalbu
Dengan gertak suram mentari menjingga..
Ketika langit tlah hilang makna dan rupa
Surya gelap mengundang dajjal
Hanya kebenaran yang nampak dan ter-uji.
yaa Allahku... yaa Allahku..
Pecahkan derai mesra banjiri seisi jiwa
Dan rautkan tulang-tulang dengan cintaMU..
Menitikkan darah yang ta' ber-api lepuh
Zaman tlah liar berbumbu wangi sang syurga
ampunkan kami ta' terasuk suci menggagah diri
.
.
Sekiranya gurun ikut bicara
Kan di undangkan nya gerimis salju
Tuk menepiskan hibur, bangkitkan sungkurku
Agar nyala ta' mengikis jiwa empuNYA
Sekiranya gunung salju ikut bicara
Kan di panggilkannya surya merona
Hangatkan sendiriku yang mendawaikan cinta dan rindu
Agar mempelangi indahkan jagat hati
Hangat raga pada qutub qalbu
Di status yang sirna rupa ada..
Ketika langit pun terbelah bentangkan kuasaNYA
Saat angin-diam, menghantui dzikir-dzikir
Terkulai rasa-rasa tinggalkan makna
ahhhh.. (-_-)
KAU hayatkan aku, menuliskan asmara tanpa kata
.
.
Jika aku penyair mungkin kata demi kata tlah jemu
Me-rendakan hati yang penuh rindu-rindu
Dan ta' kan habis makna menyibak cintaku
Jika aku penyihir mungkin mantra demi mantra tlah bosan
Mewujudkan isi qalbu yang selimuti kesucian
Yang ta' kan pernah di sentuh rayu rayu kesemu_an
Jika aku penyamar mungkin rupa-rupa tlah habis
Membahasakan indahNYA membuat jiwa-jiwa manis
Yang ta'kan pernah usai hingga nyawaku terkikis
.
(barly al-Qalbu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan masukan komentar anda..
(^_^)