Mengalir ikuti sunyi pada keramaian
Deru dan nyanyi seperti puting angin
Hilangmu di rona senjaKu...
Rindupun ta' berperi, apakah kau tlah pergi
Atau menanti bintang jatuh di mlm terbelah
Ketika do'a menjadi wujudKu...
Kehadiran itu menjadi ayat-ayat d setiap sisi
Duhai.. Maafkan..
Jika bunga kata tlah memburam makna
Saat qadim qalbu hilangkan pembacaan
Masihkah kau ingin kenalKu.
Satu satu sayap hati membunga dgn aroma perlahan pergi
Lagi lagi wangi jiwa menabur dalam angan yg di ambilNYA
Nyanyi nyanyi kini dengan nada ta' berirama membintang geram
Malam malam adalah goresan bukan satusatunya saksi cinta
Pinta pintaku di batas Qalbu kepadaMu untuknya
Nyawa nyaliku tlah habis d kuasa maha cinta.
Petiklah bungaNya di taman hati ini...
Biar ku mati di al hayat dan al haq
Menghabiskan cerita denganmu.
Kemana berlari dan mengalirnya kata
Ketika ruang makna itu pecah di hamparan jiwa
Tiada ada lagi gelimpangan mayat
Pada langkah suci yang menderap tanpa bara
Aku-aku kini merupa biasan mengerlip
Dan dunia adalah kandung kosong tempat titik-titikNYA
Sedang rayap-rayap bathin menjilati pengakuan semu
Pada dosa yang tertumpah meruah Dan membasahi tubuh-tubuhNYA
Adakah tlah di sapakan sang kudus pd sentak nafas
Bahwa kau ta' hidup, melainkan di hidupkan di setiap-tiap detak
Hingga kalimat ta' dapat mengurai maha ada
Hanyalah ayat-ayat yang menyata Allahku...
Sebenar suci di hilangnya bisik berisik diri.
Senja merintik pada jiwa bercantik
Syair melarik bagaikn air gemericik
Sujud nan apik tanpa batin melirik
Syahdu yg membisik tanpa berisik
Sirullahpun asyik tanpa ada lg terik
Allahku.. Yaa Jamaalu yaa Jalaal...
Bising sore tlah di antar suaraNya
Bayang-bayang kini kembali tiada
Bintang mengerlip menanda cahya
Bilangpun lenyap pada tunggalNya
Subhanalladzii.. Bi-abdihii.
(barly al-Qalbu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan masukan komentar anda..
(^_^)