Translate

" KESUCIAN "




Maha Suci Allah
Di berhentinya jalan - jalan dihamparan luas
Di antara rerimbunan pengartian dan makna
Dan hening senyapnya ruang samudera rasa
Diripun diDirikan dari dongeng dongeng Diam
Jadikan Kamu merupakan Negeri yang Damai

Tiada menjadikan ilmu sebagai tameng angkuh
Lalu sepertinya kamu adalah Raja dari yg lain
Yang KAMI berkahi dengan Taman dan kebun
Dengan buah buah yg Nikmat dan Keabadian
Yang tak akan Mentah juga tidak akan Busuk
Walau musim musim silih berganti menerpa

Tanpa ada Khayal seperti angin yg membadai
Seumpama bintang yang Jauh Namun Nyata
Tanpa ada Nafsu seperti ombak menghempas
Melainkan setenang Embun yang Ikhlas Jatuh

Itulah NegeriKU yang Damai dan di Berkahi
Yang menjadi wilayahKU tak di rampas aku-i
Yang juga meRajai Seribu Bisu dalam Qalbu
Lagi pula sebenar di atas dari Syurga syurga
Dan sebenarnyalah DIA Pengasih Penyayang

(barly al-Qalbu)


Sekian waktu belum luruh hujan kata
Bergumul memeluk tak enggan pergi
Selimut jiwa yang diam dan membuta
Bertapa di antara meriuhnya rona hati
Semusim ma'rifat pun kehilangan nada
Bagai nelayan tanpa angin dan kemudi

Tiadakah telah di suguhi Peta hayatNYA
Tuk melintasi Samudera yang tak berujung
Tanpa Arah namun menuju dengan Nyata
Tanpa mesti segala akal sebagai penerang
Bukan seperti robot yang kaku terprogram
Hanya hafal atas perintah yang terbaca kaca

AKU taklah khayalan kata dan rayuan bunyi
Yang lahir dari getar getar dan getir getir hati
Menarikan gaungan cahaya yang membiasi
Seujud diri hanyalah takbir takbir dalam sepi
Jadikan hamparan sajadah atas segala isi dada
Dengan kepala yang terpenggal terkorban ada
Laailaaha illaallaahu wallaahu akbar
Walillaahil hamd......

(barly al-Qalbu)

"MEMBUNUH SEPI"


Ku pinjam halus lembut kata pada jiwa
Ceritakan hening yang disapa oleh bening
Ketika syaraf yang menterjemahkan ada
Dari sebalik bisingnya bicara dan ke-egoan
Dan samudera dengan ilmu yg terombang
Tak ada lagi perumpamaan perumpamaan
Rasa-Rasa sekedar angin pada pantai diri
Yang menghembus tak hirau celoteh rayu

Bukit itu takkanlah sanggup menatapKU...
Setinggi langit pun tiadalah berbanding
Burung itu terlepas sayap menggapaiKU
Seperti buraq yang sadar tau akan dirinya
Bulubulu kan rontok terkibas selendangKU
Seumpama rasa yg dalam di palung bathin
Bisikan ruh pun kaku akan ketunggalanKU
Sang Sinaran yang melantak pada Cahya
Bahasa ma'rifat perlahan hilang di hadirKU
Seujud diri yang tak lagi menyata ada-ada

"M I H R O B"




Dan tidaklah kan bisa tuk merajutkan syair
Sedang kata-kata saja menghilang anasir
Namun jemari dan bahasa senyap mengalir
Hingga tak jua di jamahkan rotasi alam pikir
Mungkin saja di jalankan ke sebalik dzikir
Dan angin angin jiwa menepi tanpa semilir
Sungguh hening di atas pintu yang berakhir

Mau-mau yg menjadi malu di puncak rindu
Dan segala tahu menjadi sajadah memadu
Seperti kuncup bunga pd senja menyahdu
Sungguh aku aku seperti wangi tak beraku
Mesra yg tak lagi dengan kata kata meragu
Tak seperti ahli kitab ceritakanNYA berdebu

"BULU PERINDU"




Benar taklah jauh, hanyalah akal memberi jarak
Bersama rasa-rasa yg membayang bayangi Jati
Hingga lautan sangka mengering jelaskan makna
Dan tanyakanlah atas keakuan yang menitiki diri
Sudah seberapa lama menjadi rampok al hayat
Kemudian bertahta palsu pada tanah dan baitKU
Sedang Ruh saja dihembus titipkan pada Sunyi

Bingkai bingkai katapun membungkus indah Jiwa
Tidaklah meneriakkan kesucian yang maha tinggi
Hingga geritik bathin kan senyap tanpa pematik
Sebenar cantik lg syahdu percintaan kekasih itu
Memeluki mesra pada setiap ada, jagatKU damai
Walau warnawarna seumpama pelangi pada senja
Bertabur awan awan yang beriring lewati waktu
Kemudian perlahan di telan malam-malamNYA..