Translate

~~ Menitik Nur ~~

Duhai Syairku nan lantak menjunjung kalimat
Ketika Makna kembali dengan kata-kataNya
Bisikpun Redup meninggalkan degub-degub
Hening yang ta' terbahasakan pujangga langit
Tentang apa..?? Diampun ta' kan menjawabNya

Rupa-rupa nan sirna ta' lagi pura-pura
Wangi-wangi menepi, duri-duri sembunyi
"Memejam Kuncupkan mekar jiwa nan rekah."
Dan menggila ta' ada lagi yang ditelanjangi
Tuhan yang mati terkubur wajah

Ahhh. . . Huruf yang menjadi titik...
Jangan tanya kemana rasa itu pergi
Sedang tuju ta' terbaca peta lagi
Ssstsstss..!!?? Degubmu semakin mendebur nabur
Dengan hela-an nafas bagai Tornado me-maku
"Menghapus. . . Jejak Tapak pencarian."

Lirih lafaz keagungan menggema nada
Tanpa 'aku' menduduki dan membayang wayang
Seperti Pertapa memukul cawan kembalikan arti
Belakang itu tlah berlalu ke tanganNya
Depan itu rahsia dan ta' dimiliki kini
Kiri dan kanan kesetimbangan kamalNya
Hingga Atas bawah ta' lagi berbatas

Kini titik yang ta' merupa Alif.. "
"Menangkap. . . . Penjuru mata angin sahabat."
Emmhh... (~_~) Katakanlah wahai. . . . . "
"Sesungguhnya kamu sampaikan atas kekasihKu,
Lagi menghidupkan orang-orang yang mati.
Dan beritakan salamKu."
Duhai Allahku.. Yaa Allahku.. Yaa Wajiibul wujud.

(barly al-Qalbu)

-- Layar Qalbu --

Mengalir ikuti sunyi pada keramaian
Deru dan nyanyi seperti puting angin
Hilangmu di rona senjaKu...
Rindupun ta' berperi, apakah kau tlah pergi
Atau menanti bintang jatuh di mlm terbelah
Ketika do'a menjadi wujudKu...

Kehadiran itu menjadi ayat-ayat d setiap sisi
Duhai.. Maafkan..
Jika bunga kata tlah memburam makna
Saat qadim qalbu hilangkan pembacaan
Masihkah kau ingin kenalKu.

Satu satu sayap hati membunga dgn aroma perlahan pergi
Lagi lagi wangi jiwa menabur dalam angan yg di ambilNYA
Nyanyi nyanyi kini dengan nada ta' berirama membintang geram
Malam malam adalah goresan bukan satusatunya saksi cinta
Pinta pintaku di batas Qalbu kepadaMu untuknya
Nyawa nyaliku tlah habis d kuasa maha cinta.

Petiklah bungaNya di taman hati ini...
Biar ku mati di al hayat dan al haq
Menghabiskan cerita denganmu.
Kemana berlari dan mengalirnya kata
Ketika ruang makna itu pecah di hamparan jiwa
Tiada ada lagi gelimpangan mayat
Pada langkah suci yang menderap tanpa bara

Aku-aku kini merupa biasan mengerlip
Dan dunia adalah kandung kosong tempat titik-titikNYA
Sedang rayap-rayap bathin menjilati pengakuan semu
Pada dosa yang tertumpah meruah Dan membasahi tubuh-tubuhNYA
Adakah tlah di sapakan sang kudus pd sentak nafas
Bahwa kau ta' hidup, melainkan di hidupkan di setiap-tiap detak
Hingga kalimat ta' dapat mengurai maha ada
Hanyalah ayat-ayat yang menyata Allahku...
Sebenar suci di hilangnya bisik berisik diri.

Senja merintik pada jiwa bercantik
Syair melarik bagaikn air gemericik
Sujud nan apik tanpa batin melirik
Syahdu yg membisik tanpa berisik
Sirullahpun asyik tanpa ada lg terik

Allahku.. Yaa Jamaalu yaa Jalaal...
Bising sore tlah di antar suaraNya
Bayang-bayang kini kembali tiada
Bintang mengerlip menanda cahya
Bilangpun lenyap pada tunggalNya
Subhanalladzii.. Bi-abdihii.

(barly al-Qalbu)

-- NYANYIAN CINTA --

.
Duh Dewiku...
bisik bathin memecah lamun
mengucap indah ta' bernama
riuhnya pada belantara dada
hemmmhh..
hampir ta' mengalir syair jiwa
ketika suara dan bebunyi'-an ta' d hirau
seperti bicara dgn dinding melorek carut
tiada wajah melibas kuaskan lembar hati
sungguh KAU tapakan aku wahai cinta
narasi hayatMU yaa Allahku...
menyimpun qalbu jadikan titik rindu
hingga memutik d waktuMU

.
.
Kuning memayung senjaku...
Lepaskan penat pada binaranNYA
Awan ta' berlarian hanya...
Damai menyusun rapi bersyaf
Pecahlah indah pada keindahan kumandang
Penjuru memasuk bintang-bintangNYA
Adzan panggil telinga-telinga bisu
Dalad ramai dan para petapa sunyi
Kesini... Ta' kah kau ingin bercumbu
Titah itu di sebalik nada-nada
Adakah malu dengan cacing-cacing
Yg berteriak dari balik gelap
yahh... yg nanti kan merampas daging.

.
.
Mengering serasa lautan kata
Ta' mampu merayu angan yang diam
Hanya embun kecil menggubah syair
Layang nabi yang menari sendu
Bahasakan langit mewarna kelabu
BerQiyam rindu seperti rona senja
Yang tertangkap awan-awan ber-arak
hemmmhh.. (-_-)
Bising suara menderap serdadu
Ku tetap dalam katup bibir
Mesrakan isi jiwa pada angin
Bahwa cintaku hilang ta' berhuruf lagi
Di selimuti kesejatianNYA...

.
.
Kau adalah mutiaraKU dalam balutan raga
Terangkai rindu-rindu yang ta' ber-lagu
Terik dan hujan gigil bergantian selimuti
Hingga katup yang mengkutub qalbu
Dengan gertak suram mentari menjingga..
Ketika langit tlah hilang makna dan rupa
Surya gelap mengundang dajjal
Hanya kebenaran yang nampak dan ter-uji.
yaa Allahku... yaa Allahku..
Pecahkan derai mesra banjiri seisi jiwa
Dan rautkan tulang-tulang dengan cintaMU..
Menitikkan darah yang ta' ber-api lepuh
Zaman tlah liar berbumbu wangi sang syurga
ampunkan kami ta' terasuk suci menggagah diri

.
.
Sekiranya gurun ikut bicara
Kan di undangkan nya gerimis salju
Tuk menepiskan hibur, bangkitkan sungkurku
Agar nyala ta' mengikis jiwa empuNYA
Sekiranya gunung salju ikut bicara
Kan di panggilkannya surya merona
Hangatkan sendiriku yang mendawaikan cinta dan rindu
Agar mempelangi indahkan jagat hati
Hangat raga pada qutub qalbu
Di status yang sirna rupa ada..
Ketika langit pun terbelah bentangkan kuasaNYA
Saat angin-diam, menghantui dzikir-dzikir
Terkulai rasa-rasa tinggalkan makna
ahhhh.. (-_-)
KAU hayatkan aku, menuliskan asmara tanpa kata

.
.
Jika aku penyair mungkin kata demi kata tlah jemu
Me-rendakan hati yang penuh rindu-rindu
Dan ta' kan habis makna menyibak cintaku
Jika aku penyihir mungkin mantra demi mantra tlah bosan
Mewujudkan isi qalbu yang selimuti kesucian
Yang ta' kan pernah di sentuh rayu rayu kesemu_an
Jika aku penyamar mungkin rupa-rupa tlah habis
Membahasakan indahNYA membuat jiwa-jiwa manis
Yang ta'kan pernah usai hingga nyawaku terkikis
.
(barly al-Qalbu)

-- BUNGA SATU --

.
Mengiris iris lagi menusuk pada dedaunan qalbu
Duri hidup bagi para pecinta menuju bunga
Yang terindah dan megah di atas syurga
Harum tiada memabuk kepayang
Laksana wayang ta' berarti menghias hati

Menyatu warna dari sekian kelopak dalam dada dan...
Putik sari memahkota bahasakan ruuhul Qudus
Memayung hayat kenyataan Jamal ta' ragu
Duri tertinggal di selaput kecantikanNYA
Dan jangan kau petik runcing yang merencong

BungaKU satu di antara sejuta bebungaan merekah
Ta' me_ujud warna, memang diatas pelangi indah
Di kata putih oleh hati hati yang bersih..
AKU tiada berpisah walaupun putus ma'rifah

ohhh... Duhaaii di raja indah...
Sunting aku jadikan wangi yg ta' be_rupa
Mencahya nyawa selagi meng_ada
Hingga detak nyala kembali rahmat...
Seteru yang hilang bukan lagi membayang

Bunga Satu.. Di puncak tanpa rayu Qalbu
Luruh kembang kembang jiwa ta' pen_jadi
Katakanlah... CantikNYA ta' membuatmu gila muntahkan darah
Di peperangan mentahtakan nur....
Lepaskan kelopak, uraikan putik di hadhirot Haq Cinta
Menabur dan semai bebunga_n yang mungil dan lugu
Kerandakan rasa-rasa wangi menyemu mati

Emmmhhh..
Malampun tlah melarutkan aroma, menjadikan embun untuk pagi
Begitu sempurna wujudkan lagi bunga-bunga baru..
Kau kah bunga itu..???
Sungguh tiada seumpama jua..

(barly al-Qalbu)