Translate

... SENANDUNG MALAM SYAHDU ...

Datang... Datanglah temani daku wahai penyair jiwa, yang lama sembunyi di alam sana
Rindu-rindu menyeru syahdu di bisunya malam, dengan derai hujan menetes perlahan
Rintik-rintik itu terdengar bersahutan merdu, namun seakan mentertawai aku dalam sendu
Angan-angan ta' jua terlukis indah, hanya menanti dikau sang kekasih...

Tertatih-tatih kata ingin jelmakan asa tercipta, tiada berpola seakan ta' berwarna menoreh
Sepertinya bola mata menggelinding ke sudut-sudut ruang, yang juga ta' ingin bicarakan renungan
Sesekali memejam ingin mencari makna yang menghujam, namun hanyalah ada nafas yang membungkam redam
Hadir dan layangkan lah daku duhai penyair jiwa, dengan sayap-sayap saktimu nan membuana....

Yaa 'aalimul ghaibi wasysyahaadati huwarrahmaani rrahiim....
Sampaikan salamku pada ruh-ruh yang tersenyun di balik rasa ini padaMU
Duhai batas tuju alam suara yang terpaku, hingga bentuk-bentuk pun menyatu
Menatap jiwa-jiwa di iramakan hembus dan tarik nafas kuasaMU di malam nan syahdu
Hening.. sepi.. merdu.. tanpa aku-aku yang bertahta kala terjaga, dan itulah dzikir suciMU...

"Dan tiadakah jua manusia mengambil sebuah pelajaran ilmuNYA, ketika mereka terlelap dalam tidurnya. Bahwa DIA mensucikan/membasuh kembali diri milikNYA, dari aku-aku yang merampas ketika raga dijalankan dan meraih rezeki-rezeki dan titipan-titipanNYA. Hinggapun berulang-ulang kali di lelap tidurkan olehNYA yang maha pengasih lagi maha penyanyang. Sungguh kebanyakan dari mereka lupa setelah di beri padanya ilmu pengetahuan tentang segalanya. Dan ketika mimpi-mimpi dianugerahkan adalah pemberitahuan tentang keadaan dirinya masing-masing di saat terjaga. Maha suci Allah lagi maha pemberitahu."

Teredam daku pada yang maha berkata-kata, yang bertahta di atas suara jiwa
Pejaman mata hati telah membuka celah, cahaya di atas cahaya mewujud di sukma

Wahai aku... Kutitipkan mutiara di rundung malam bersama dinginnya hari
Wahai impi... Warnai aku-aku dengan permata hati yang terindah dari ilaahi
Wahai diri... Kembalilah engkau dengan suci seperti kala bayi
Wahai...Dan wahai.. ENGKAU lah yang menyelimuti hari-hari dan kain kafanku nanti....

(barly al-faqir)

... CINTA HILANG DALAM CAHAYA ...

Duhai..
Cintaku lenyap di telan cahya dan ta' kuasa mngundang rasa
Lantun-lantun jiwa yang di semai pun tiada tahuku, hingga sadarpun ta' mampu menggores artikan nada syahdu diatas mesra

Bunga-bunga rindu membalut laku sungkurkan
aku nan semu, namun nyata tercipta sebagai adanya cinta
Derai hujan rintih kadang membeku lenyapkan pilu di semunya sendu

Sirna cerita yang memang tiada membekas apa-apa
Suara di tirai-tirai asa tercipta nyatakan mahakaya
Sendiri pada semua...
Sepi dan ramai yang bersanding jua

Yaa Siin ...
Di puncak bukit Rajawali menyepi
Rapihkan bulu-bulu asa di dua belahan tersaji
Memulai terbang jelajahi langit nan tinggi
Lentingkn nada syahdu terdalam pada diri
Mengepak seimbang di antara rasa yg diberi

Gemuruh aku perlahan di telan Sir tersembunyi
Melayang Rajawali.. langit-langit di itari
Menukik indah bumi tebarkan biji-biji
Dengan sorotan tajam dan lembut mata hati
Burung syurgawi pembawa berita ilaahi

S_ang Rajawali
I_nsan kamil baju di anugerahi
I_nsya Allaah
N_yatakan Hayat yang Maha suci

(barly al-faqir)

... ASA TERSISA TANPA TERASA ...

Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Dikata sepi dan sunyi oleh mereka-mereka yang berjalan menyusuri samudera bathin, dengan segala panoramanya dan warna-warni juga ilmu yang di anugerahi dalam diri..
Laksana berada diatas segala arti hingga tiada
bicara terucap, dan menepis segala makna yang telah lama diberiNYA..
Namun tiada lah jua hilang seribu rasa yang terus menyinggahi dan mengiringi jiwa-jiwa dalam heningnya, seakan tuju telah sampai di depan mata...
Senyap itu pintu dalam diam untuk memulai
langkah pertama jiwa menuju kepada yang Maha Ada. Ta' lagi hanya ilmu diselendangkan dan ditarikan, sekiranya manusia benar-benar arahnya kepada Tuhannya..
Serasa melayang terbang jiwa memabuki senang asa diatas tapa diri sendiri..
Sepertinya ta' hiraukan lagi awal waktu tiada tahu apa2 jua..
Sesungguhnya adalah tipu dari suara-suara yang diberikanNYA pada suatu pilihan atas angkuh 'nya' sebagai tangga dan bukan singgasana...
Saksi yang terlupakan di sombong balutan
selendang-selendang amanah dan rahmatNYA....
Kenyataan adaNYA tiada diluar pun tiada pula
didalam, hingga pada huruf-huruf ini sendiri, yang menyatakan akan Diri_NYA... Hingga pada Qalam wahyu lah setinggi tinginya bahasa akan DIA. Menjadikan diri seindah-indahnya laku, yang merupakan pancaran keindahan juga
ketinggianNYA..
Maha Suci Allaah...
Sebenar-benarnya Suci.
Suci dari diri yang didirikanNYA, yang berasa-rasa seakan rasaNYA, sesungguhnya DIA di atas asa yang tersisa tanpa terasa....
(barly al-faqir)

... KILAT MATA BADIK ...

Menyapu debu-debu kecil dalam aku agar ta' kaku me_laku. Disemua bisik seru, syahdu, merdu, semu dalam qalbu bahkan sendu pilu nan kelabu...

Hingga mata badik pun mengkilat ungkapkan segala yang tersirat, saat jiwa berada di hadhiratNYA sang penguasa akhirat. Tanpa mata yang menggeregat ke semua sahabat...

Jalan-jalan dan samudera ta' bertepi, tiada lagi dibaluti sunyi sepi sendiri merenung diri menatap suci ilaahi rabbi. Tapi tebarkan senyum ta' mengharap puji para insani di rajutan hari...

Kilat mata badik menepis angkuh dan sombong tajam nya yg menyayat-nyayat pembunuh jiwa-jiwa kembara. Tersungkur dilaut cinta penuh cahaya pembawa berita alam nan baqa....

Hari beranjak pergi disambut malam hening sunyi dgn segala impi menunggu lagi pagi membuka di senyum mentari, seperti diri-diri ta' berjalan jauh selampau angan berlari. Adalah berputar disini mengitari cahaya ilaahi yang tersembunyi tetapi juga nyata lagi. Seperti galaksi bima sakti yg indah beredar di titik pusat nya matahari...


(barly al-faqir)

.. selendang biru ..

Dalam kelam berselimut kelabu
bertaut pula gundah rasa menguras keringkan jiwa,
sungguh Kau ta' pernah pudarkan cahaya kasih.
Senyum dibalik keranda berselendang biru..
"Mekar indah dan wangi semerbak ataukah jua
layu mengering tanpa aroma,
semua lukisan agung yg Maha karya.
Namun ada cahaya cinta pemilik 'aku', yang
menggoreskan indah dikanvas hati & menarikan
lembut jiwa-jiwa..
Selendang biru langit indah gemulai menarikan
nyanyian suci, berpadu nada jiwa pembawa
cahayaNYA. Tanpa bisingkan telinga petapa langit
mengejar ilmuNYA.."
(barly al_faqir)