Duhai Syairku nan lantak menjunjung kalimat
Ketika Makna kembali dengan kata-kataNya
Bisikpun Redup meninggalkan degub-degub
Hening yang ta' terbahasakan pujangga langit
Tentang apa..?? Diampun ta' kan menjawabNya
Rupa-rupa nan sirna ta' lagi pura-pura
Wangi-wangi menepi, duri-duri sembunyi
"Memejam Kuncupkan mekar jiwa nan rekah."
Dan menggila ta' ada lagi yang ditelanjangi
Tuhan yang mati terkubur wajah
Ahhh. . . Huruf yang menjadi titik...
Jangan tanya kemana rasa itu pergi
Sedang tuju ta' terbaca peta lagi
Ssstsstss..!!?? Degubmu semakin mendebur nabur
Dengan hela-an nafas bagai Tornado me-maku
"Menghapus. . . Jejak Tapak pencarian."
Lirih lafaz keagungan menggema nada
Tanpa 'aku' menduduki dan membayang wayang
Seperti Pertapa memukul cawan kembalikan arti
Belakang itu tlah berlalu ke tanganNya
Depan itu rahsia dan ta' dimiliki kini
Kiri dan kanan kesetimbangan kamalNya
Hingga Atas bawah ta' lagi berbatas
Kini titik yang ta' merupa Alif.. "
"Menangkap. . . . Penjuru mata angin sahabat."
Emmhh... (~_~) Katakanlah wahai. . . . . "
"Sesungguhnya kamu sampaikan atas kekasihKu,
Lagi menghidupkan orang-orang yang mati.
Dan beritakan salamKu."
Duhai Allahku.. Yaa Allahku.. Yaa Wajiibul wujud.
(barly al-Qalbu)