.
Dari atas kesyahduan nada-nada jiwa pencinta
Ruahlah berkas_an ilmu hingga hanya pada tapak kaki
Bukan penjejal sempitkan ruang-ruang Qalbu
Tapa para abdi penghuni langit-langitNYA
Hingga Satria Alam menggenggam tebusan atma
Pituahpun ta' lagi berkata tentang jalangnya
Puji Rajawali tanpa lapaz dzikir dgn sayap mengatup
Bulu-bulu ta' lagi ikuti angin pengembara
Dewa-dewa mati..... Hilang mantra sakti, ta' pemilik hati
Duhai kudus kau bukan MahaRaja walau penguasa langit
Yaa ilaahi... Yaa Allahku
ambilah 'aku', hingga tiada pinta jgn Kau tinggalkan 'aku'
Lagi lepas yang tiada 'aku' bertempat melainkanMU
Aku bukanlah air tempatku menggenang
Aku bukanlah kukus tempatku menghembus
Aku bukanlah cahya tempatku mendua ada
Dan 'aku' bukanlah tuhan tempatku me_ruh hidupkan
Biarlah syair lepas mengantar pada QalamMU
Sebenar 'aku' terbelah cahya di atas cahya...
Sesungguhnya ta' ada darah lagi yg berceceran sia-sia
KAMI membungkuskan nya (darah itu),
lagi melancarkan alirannya dalam aturan sebaik-baiknya
Hingga KAMI sempurnakan akhir hayatmu.
Maka ambilah hikmah-hikmah dari apa yg telah di datangkan cerita padamu,
tentang kesudahan dari orang-orang terdahulu yang darahnya tersia menetes.
Sungguh tiadalah tinggi ilmu mereka. Disisi KAMI hanyalah taqwa.
Lagi tiada membelit kata. Walau pandai cerita maha ada.
Sedangkan DIA amatlah berkasih dgn nyata. Sebenar lepas dari rimbunan asa.
Hingga ruh suci pun lantak tiada kata.
Hemmmhh... (-_-)
Hela_kan nafas yg tiada di pinta hembusnya
Hingga waktu yang tentukan jumlahnya
Hentaknya tiada di akal pikir juga meng_angannya
HayatNYA melebihi mesra kesejatian satu rasa
Huuwallaah jika di tafsirkan denagn kata-kata
Hingga tiada DIA pada bathin pun pada zahir
Hendaknyalah DIA meliputi segala ada...
Hayat yang lepas, selepas ringannya hembus nafas
yaa ruuhul kuduus... Lepas menuju 'arasy...
Bebas.. Syair yang Lepas...
(barly al-Qalbu)